Rabu, 15 Februari 2012

MUTIARA DI AWAL DAN DI AKHIR ZAMAN


Sadarkah kita bahwa alam semesta Allah swt ciptakan untuk manusia sebagai ujian, sedangkan manusia Allah swt ciptakan untuk negeri akhirat , barang siapa tahu maksud dia di ciptakan maka akan sukses begitu pun sebaliknya mana kala kita tidak mengerti maksud Allah ciptakan kita maka kegagalan dari sejuta kegagalan yang akan kita terima , baik di dunia yang sementara ini maupun di akhirat yang selama-lamanya. 

Allah swt ciptakan kita untuk meneruskan kerja Nabi saw, mengajak umat untuk takluk dan taat kepada Allah swt. Sebagaimana firman-Nya : “ Kalian adalah sebaik-baiknya umat yang di lahirkan untuk manusia, kalian menyeru ( berbuat ) kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan kalian beriman kepada Allah swt.”  

Artinya kita adalah umat terbaik dan akan tetap menjadi umat terbaik mana kala ada ada 3 hal dari diri kita : menyeru ( berbuat ) kebaikan, mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Allah swt. Tapi mana kala 3 hal ini tidak ada dalam diri kita maka kehancuran dan kehinaan yang akan terjadi. 

Kalau kita lihat di dalam Al-qur’an hanya beberapa ayat saja yang berkenaan dengan ibadah ( shalat, zakat , puasa dst ) tapi ayat-ayat yang membahas tentang dakwah (menyeru berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran) begitu banyaknya.

Banyak ayat yang menceritakan dakwah para nabi terhadap kaumnya dan bagaimana para nabi mendapatkan kesulitan dalam berdakwah, bahkan di dalam alqur’an juga di ceritakan dakwah para binatang ( burung hud-hud dan semut pada jaman Nabi Sulaiman as ) intinya hampir keseluruhan isi alqur’an berisikan tentang dakwah dan bagaimana dakwah itu di buat. 

Dakwah adalah mutiara di awal zaman dan akan tetap menjadi mutiara di akhir zaman. Allah swt utus 124.000 Anbiya sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw hanya untuk dakwah, mereka menghabiskan waktu dan fikirnya agar bagaimana setiap hati manusia kenal dan taat kepada Allah swt.

Membentuk hati manusia merupakan hal yang sangat penting, agar sifat-sifat mulia masuk pada setiap diri manusia. Apabila sifat-sifat yang mulia ini masuk ke dalam diri manusia, mereka akan taat pada perintah Allah swt, dan akan meninggalkan seluruh larangan Allah swt. Namun kebalikannya jika hati tidak punya sifat-sifat mulia, manusia akan menjadi lebih “buas” daripada binatang.

Dahulu di kota Makkah kaum jahiliyah sangatlah buruk akhlaknya. Ditengah-tengah kejahilan kafir Quraisy, Nabi Muhammad saw dilahirkan. Sejak ia lahir sampai berusia 40 tahun tidak ada dakwah sehingga orang-orang kafir Quraisy belum berubah. Setelah berumur 40 tahun beliau diangkat menjadi Nabi. Sekembalinya dari Gua Hira , Nabi saw mulai berdakwah di kota Mekkah.

Lelaki pertama yang menerima dakwah beliau adalah Abu Bakar Shiddiq ra., Wanita yang pertama mengakui kerasulan Muhammad saw adalah istri beliau Khadijah r.ha. dan pemuda yang masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib.

Dengan berbagai pengorbanan , rintangan dan tantangan serta pikir, risau dan gerak Rasulullah saw dan para sahabat memulai dakwah ini. Mereka yakin dengan janji-janji Allah, menyandarkan hanya kepada Allah atas setiap permasalahan hidup. Yang pada akhirnya penduduk Mekkah dan Madina tumpah ruah masuk Islam. Suasana dan keadaan tanah Hijaz Jajirah Arab berubah menjadi sumber hidayah ke seluruh alam.

Kita lihat Bani Israil, mereka anak cucu Nabi yang berpusat di Mesir. Mereka keturunan para Nabi, tapi karena meninggalkan dakwah maka Allah swt hinakan mereka.

Kesimpulannya, jika dakwah dibuat maka akan lahir dari rahim-rahim wanita kafir para pejuang agama ( para sahabat nabi ), tapi apa bila dakwah ditinggalkan maka akan lahir dari rumah-rumah orang Islam para penentang agama.

Apabila setiap hari-hari kita buat dakwah maka akan lahir keyakinan yang sempurna terhadap Allah swt, karena sesungguhnya dakwah merupakan sarana tarbiah untuk mencapai kesempurnaan iman secara bertahap-tahap. Dengan dakwah setiap orang diharapkan :
  1. Yakin / Iman mereka seperti Iman dan Yakinnya Nabi saw. 
  2. Risau dan Fikir seperti risau dan fikirnya Nabi saw. 
  3. Maksud / tujuan hidup seperti Maksud / tujuan hidup Nabi saw. 
  4. Mizas kecintaan seperti Mizas / kecintaan Nabi saw. 
  5. Tertib hidup seperti tertib hidup Nabi saw.
Ukuran kerja dakwah adalah bagaimana semakin hari para pekerja dakwah semakin dekat dengan Allah swt, Iman , amal dan hatinya hari demi hari menjadi baik. Hubungan dengan keluarga semakin baik , dengan tetangga, dengan rekan-rekan di kantor dan lain sebagainya menjadi baik. Bila kita buat dakwah hari-hari tapi Iman , amal dan hatinya tidak berubah masih sama seperti ketika kita belum buat dakwah, berarti ada yang salah dengan dakwahnya atau barang kali ada yang salah dengan niatnya ketika berdakwah.

Ukuran kerja dakwah bukan orang lain tapi diri kita, apakah diri kita ini semakin dekat dengan Allah atau tidak karena Allah swt tidak melihat hasil dari usaha kita , tapi Allah swt melihat kesungguhan dan ketaatan kita dalam menjalankan setiap perintah-Nya.

Sebagai mana di ceritakan ketika Ibrahim telah menyelesaikan pembangunan ka’bah, dia berkata : ”Ya Allah, aku telah menyelesaikan pembangunan rumah-Mu yang suci.” Allah pun menjawab,”Wahai Ibrahim, serulah manusia niscaya mereka akan datang untuk mengerjakan haji .” Ibrahim as berkata,”Ya Allah, bagaimana suaraku akan sampai kepada mereka?” Allah menjawab, ”Engkau hanya menyeru perintahku, sedangkan akulah yang akan menyampaikan kepada mereka.”. 

Begitu juga dengan kita hari ini , lakukan saja yang menjadi tugas kita selebihnya biar Allah yang selesaikan. Nabi Nuh as buat dakwah selama 950 tahun hanya menghasilkan 83 orang bahkan anak dan Istri Nabi Nuh menentang dakwah Nabi Nuh. Tapi Nabi Nuh tetap buat dakwah semaksimal mungkin. Masalah ada yang suka atau tidak itu bukan urusan kita , yang menjadi urusan kita kalau kita tidak buat dakwah, karena Allah pasti akan hinakan kita. Masalah orang ada yang menentang biar Allah swt yang selesaikan tugas kita hanyalah lagi dan lagi buat dakwah untuk memperbaiki diri.

Kita bisa lihat Kaum ‘Ad yang menentang Nabi Hud di hancurkan Allah dengan angin topan. Kaum Tsamud yang menentang dakwah Nabi Shalih Allah hancurkan dengan bunyi terompet Malaikat, sehingga jantung mereka copot. Begitu pun dengan Nambrut yang menentang Nabi Ibrahim as dan Fir’aun yang menentang Nabi Musa as. intinya kita lakukan apa yang Allah swt perintahkan selebihnya biar Allah swt yang selesaikan.

Semoga Allah swt gunakan harta dan diri kita untuk agamanya, menjadikan dakwah maksud hidup, hidup untuk dakwah dan mati dalam dakwah dan membangkitkan kita kelak menjadi umat baginda Rasulullah saw. amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar