Senin, 21 Mei 2012

Keharaman Lady GaGa Sudah Terang Benderang!


Di balik kontroversi digelar atau tidak konser penyanyi yang dituding bermashab satanis ini timbul pertanyaan, mengapa Lady GaGa melakukan aksi panggung seperti itu dan lagu-lagunya menyinggung norma agama?.
Itu mengingat, di balik aksi panggung dan lirik lagu yang diciptakan penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini merupakan buah dari fenomena sosial kehidupan. Sebab, dalam kehidupan global selama ini antara kehdiupan ala Setan dan Malaikat terkadang beda tipis.

Pada era kehidupan budaya modern ini terkadang setan macak Malaikat. Sebaliknya, berbaju Malaikat tapi hatinya iblis. Itu karena simbol-simbol yang terlihat secara kasat mata. Sebab, banyak cara dan gaya untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap fenomena-fenomena kehidupan.

Lady GaGa sepertinya mengekspresikan dengan gaya dan keyakinannya sendiri. Baik itu lewat aksi panggung maupun lagu ciptakannya. Dia berani tampil beda. Makanya, bila ingin populer dan sukses harus berani tampil beda, meskipun  dicap aliran Satanis seperti GaGa.
Hal itu mengingat, penyanyi kelahiran kota New York dengan nama asli Stefani Joanne Angeline Germanotta ini merupakan anak baik-baik. Wanita kelahiran 28 Maret 1986 dari pasangan Cynthia dan Joseph Germanotta itu merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya, Natali, mahasiswi di sebuah sekolah mode, lahir pada tahun 1992.

Sedangkan GaGa  bersekolah di Convent of the Sacred Heart, sebuah intitusi pendidikan Katolik khusus wanita. Paris dan Nicky Hilton, Gloria Vanderbilt, dan Caroline Kennedy termasuk dalam daftar alumni. Tujuan utama sekolah itu, seperti termaktub dalam laman resminya, “mendidik murid untuk beriman secara aktif dan personal kepada Tuhan.”
“Stefani adalah siswa yang baik dan selalu berpakaian sesuai nilai-nilai yang diterapkan sekolah,” kata seorang mantan teman sekolahnya, seperti ditulis dalam biografi. Karena itu, ketika muncul rumor bahwa ia memuja setan, banyak pihak membantah dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan dan keluarganya.
Apalagi, masa remajanya dihabiskan di klub-klub yang memainkan musik rock di Lower East Side, Manhattan, yang disesaki keluarga pendatang dan kelas pekerja. Ayah dan ibunya punya selera musik yang bagus. Stefani kecil sudah terbiasa mendengarkan karya-karya besar The Beatles, Stevie Wonder, Bruce Springsteen, Pink Floyd, Led Zeppelin, dan Elton John.

Bisa jadi, latar belakang itu sangat besar pengaruhnya pada Lady GaGa. Sehingga, dia tampil eksentrik, dan cenderung memunculkan kontroversial. Banyak tokoh agama yang menentang aksi panggung dan lirik lagunya. Ironisnya, meskipun banyak ditentang tokoh-tokoh agama muslim dan non-muslim, pengikut dan pengagumnya tidak sedikit. Jumlahnya justru jutaan di seluruh dunia.

Aksi konsernya selalu didambakan penggemarnya. Padahal, saat konser dia sering memakai simbol-simbol Satanis. Misalnya, melangkah dengan mata satu menyala. Tubuhnya dibungkus gaun ala kadarnya dengan stocking dan  sepatu bertumit tinggi. Make up tebal dengan pakaian menyeramkan, sehingga benar-benar super nyentrik dan menyeramkan.

Tidak hanya itu, lirik lagu yang dinyanyikan selalu menggoda. Bahkan bikin marfah. Misalnya, lagu "Bad Romance," yang kerap dinyanyikan bak mantra oleh pemujanya:  Ra ra ah ah ah ah, Roma roma ma ma, Ga ga oh la la, Want your bad romance!
Berkat penampilan yang super nyentrik dan lagu-lagunya yang menggoda itu, Lady GaGa  melesat bak komet di jagad musik pop Amerika Serikat lalu mendunia. Media tak henti menyorot ulahnya. Namanya tenar ke seluruh antero bumi.
Maklum, sejak awal bergulat menjadi selebritas dia pernah berucap,    “Saya memiliki mimpi ini, dan saya sangat ingin menjadi seorang bintang”.
Mimpi wanita kelahiran 28 Maret 1986 itu pun berhasil menarik banyak pemuja. Setiap tampil, seluruh isi panggung seperti terhisap sang Lady.  Pada 2010, TIME mencatat namanya sebagai 100 orang paling berpengaruh di muka bumi. Dia sejajar Barack Obama, dan begawan Apple, Steve Jobs. Forbes bahkan mencatatnya sebagai selebritas top mengalahkan presenter kondang Oprah Winfrey.

Albumnya terjual laris, nyaris 23 juta kopi di seluruh dunia. Dia menyabet lima penghargaan Grammy Awards, dan 13 MTV Video Music Awards. Pemujanya juga menggila. (Lihat Infografik: "Lady Gaga, Oh La La")
Di dunia maya, semisal Facebook, lebih dari 50 juta orang mengkuti akun Lady Gaga. Pelantun ‘Poker Face’ itu bahkan menembus rekor follower di situs microblogging Twitter. Ia tercatat sebagai akun pertama berpengikut 20 juta. Itu membuatnya pernah berangan-angan tentang sebuah “Negara Twitter”.

Tampaknya, yang melatari popularitas penyanyi berdarah Italia ini diyakini karena kerap tampil kontroversial.  Makanya, dia akrab dengan sensasi. Kostum panggungnya seperti sebuah pernyataan sikap: berontak dari kemapanan. Dia eksentrik, dan kadang vulgar.  Misalnya saat tampil di acara MTV Video Music Awards 2010 dengan busana daging mentah.

Tentu, busana “agak gila” itu diprotes organisasi penyayang binatang (People for the Ethical Treatment of Animals /PETA). Pendiri PETA, Ingrid Newkirk menyebut, ulah Gaga sebagai bentuk ofensif bagi gerakan pencinta hewan.

Dia dikritik bukan hanya soal penampilan. Lirik lagunya kerap mengundang perkara. Sebut saja, lagu terbaru berjudul ‘Born This Way’.  Seperti dilansir dari laman BBC.co.uk, lagu itu disensor di Malaysia. Di sana, stasiun radio memutar lagu ‘Born This Way’ yang telah diedit. Alasannya, lagu itu berlirik dukungan terhadap seks sesama jenis.

Di Libanon, lagu ‘Born This Way’ juga dilarang penguasa setempat. Alasannya, menghina agama Kristen. Sebelumnya, lagu ‘Judas’ di album itu juga dicekal di radio-radio Libanon. Kelompok Katolik setempat menolak lagu itu mampir ke telinga umat.
Tak hanya di Libanon,  ‘Judas’ juga dilarang di China. Dia masuk daftar 100 lagu yang harus dihapus dari situs pengunduh musik di negeri panda itu. Pemerintah China menyatakan  peraturan itu dibuat agar budaya China tetap lestari.
Dari menolak lagu, protes juga menjalar ke konser. Di Korea Selatan, warga Kristen setempat menyerukan pembatalan konser Lady Gaga yang digelar di Olympic Stadium, Seoul, 27 April 2012. Kata mereka, penampilan Lady Gaga termasuk pornografi, dan menyuarakan homoseksualitas.
"Beberapa orang dapat menerima hal ini sebagai budaya lain, tapi dampaknya sangat besar melebihi seni dan merendahkan nilai agama. Bahkan orang dewasa tidak bisa melihat penampilan yang terlalu homoseksual dan porno," ujar Yoon Jung-hoon, seorang pendeta yang mengorganisir aksi 'Civilians Network Against the Lady Gaga Concert' seperti dilansir dari laman Reuters.

Kuatnya tekanan publik, membuat pemerintah Korea Selatan mencari jalan tengah: konser boleh jalan, tapi khusus bagi mereka yang di atas 18 tahun.
Di Filipina, konser Lady Gaga juga ditolak. Rencananya, Gaga manggung di Manlia selama dua malam, 21 dan 22 Mei 2012, di SM Arena.  Tapi kelompok Katolik di Filipina, Biblemode Youth Philippines, sudah lebiih dulu pasang kuda-kuda.

Mereka menggelar doa bersama menolak kedatangan “Mother Monster”, julukan beken Lady Gaga. Sang artis, kata kelompok itu, adalah seniman absurd anti Kristus. "Lady Gaga memakai simbol dan lirik yang menghina Tuhan," kata Pastor Reyzel Cayanan, seperti dikutip ABS CBN Kamis, 17 Mei 2012. Yang bikin merah telinga kelompok ini, salah satunya adalah lagu 'Judas'. Liriknya dianggap menghina Kristus secara langsung.

Makanya, beberapa tokoh Islam di Indonesia juga menentang konser Lady Gaga. Front Pembela Islam (FPI) merupakan ormas Islam paling keras menentang konser Lady Gaga ini.
Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim Al-Athas menilai, kehadiran Lady Gaga akan merusak aqidah dan akhlak bangsa. Jika konser jadi digelar, ia mengancam membawa ribuan massa FPI dan umat Islam ke Bandara Soekarno Hatta memboikot kedatangan sang penyanyi.

“Kita harap anak-anak muda mengintrospeksi diri supaya tidak terpengaruh ajaran-ajaran setan yang merusak moral anak bangsa,” ujar lelaki yang kerap disapa Habib Selon ini.
Meski tidak mengeluarkan fatwa, para ulama di Majelis Ulama Indonesia (MUI) sepakat konser Lady Gaga haram. “Kesimpulan rapat,  keharaman Lady GaGa sudah terang benderang. Seperti haramnya babi atau minuman keras. Tidak perlu difatwakan, anak SMP juga tahu babi haram,” ujar Ketua MUI, Cholil Ridwan.

Meski begitu,  Cholil mengingatkan bukan wewenang MUI menolak konser. Lembaganya hanya bertugas menyadarkan umat. “Kalau umatnya yang diingatkan nggak mau sadar, ya tanggung sendiri dosanya,” ujarnya.
Suara serupa juga muncul dari gereja. Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Edy Purwanto mengungkapkan, bukan tugasnya menolak atau menyetujui konser Lady Gaga. Pihaknya melihat hal lain lebih esensial.
Sebelum menyatakan menolak atau membolehkan, kata Romo Edy, hendaknya masyarakat dibekali edukasi dan informasi. Juga pertimbangan bagi pemerintah. “Banyak hal, salah satunya menuntut mereka lebih bijaksana dan selektif memilih siapa yang konser di sini. Wilayah kami, adalah edukasi masyarakat dan umat,” ujarnya.
Ketua Umum NU, KH Said Aqil Siraj tak jauh-jauh dari sikap agamawan lain. "Kalau memang diindikasi akan merusak moral, sebaiknya tidak," ujar KH Said Aqil Siraj.
Kendati penolakan kian nyaring, belum terdengar kabar apakah konser Lady Gaga bakal batal di Jakarta maupun Manila. Promotor konser, Big Dedy maupun Renen de Guia pun tak bergeming. Bahkan, Renen menolak tuduhan sengit kelompok agama itu. Kontroversi dalam seni, kata Renen, hal biasa. "Lagipula yang mengkritik Lady GaGa bukanlah orang-orang yang akan menonton konsernya," ujarnya.

Karena itu, wajar bila penolakan-penolakan semacam itu justru kian mempopulerkan Lady GaGa. Karena itu, Lady tidak merasa pusing dengan kontroversi tersebut. Kendati dia enggan menyikapi kontroversi tersebut saat konser di Hongkong, GaGa tetap tampil percaya diri. Sebab, kontroversi tersebut diyakini akan semakin membuat penasaran penggemar dan pengagumnya. Lantas siapa yang diuntungkan dari fenomena Lady GaGa ini? berbagai sumber

Negara-negara yang Mencekal Lady Gaga


1. Malaysia
Pada 2011, Malaysia pernah menolak Lady Gaga datang ke negaranya. Gara-garanya, lirik lagu Born This Way dinilai menawarkan nilai-nilai homoseksualitas.

Beberapa lagu Gaga pun kena sensor. Salah satunya, kalimat dalam lirik lagu Born This Way, yaitu "no matter gay straight or bi, lesbian transgendered life", disingkirkan dan digantikan dengan pengulangan kata "no matter" sebanyak tiga kali. Sejumlah video klipnya juga dilarang tayang di Malaysia.

2. Cina
Menteri Kebudayaan Cina mencekal beberapa lagu Gaga karena dinilai vulgar dan merusak kultur bangsa. Sedikitnya ada enam lagu Lady Gaga yang dicekal: The Edge of Glory, Hair, Marry the Night, Americano, Judas, dan Bloody Mary. Soalnya, lirik lagu-lagu tersebut dianggap vulgar dan harus diturunkan dari peredaran di radio.

3. Filipina
Pemuda Kristen Filipina menggelar unjuk rasa menolak konser Lady Gaga. Kaum Kristiani Filipina menganggap musik Lady Gaga, terutama lagu Judas menghina religi. Lirik lagu itu dianggap mengolok-olok Yesus Kristus atau Isa Almasih. Mereka juga menilai musik dan gaya hidup Gaga berbeda dengan nilai-nilai budaya Filipina.

4. Korea Selatan
Kaum Kristiani di Korsel sempat mengadakan unjuk rasa menolak konser Lady Gaga karena dianggap vulgar, mendukung homoseksualitas dan biseksualitas, serta menghina agama. Bahkan spanduk-spanduk dipasang di jalan-jalan strategis. Sebagai jalan tengah, pemerintah Korea mengeluarkan kebijakan konser Lady Gaga itu hanya boleh dihadiri penonton berusia di atas 18 tahun.

5. Indonesia
Lady Gaga sedianya menggelar pertunjukan di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 3 Juni 2012. Ia ditentang oleh sejumlah ormas, pejabat, dan tokoh masyarakat karena penampilannya yang dianggap vulgar, sesat, dan tidak sesuai dengan budaya Timur.

Hingga saat ini, Polda Metro Jaya tetap kukuh pada keputusannya untuk tidak mengeluarkan izin konser penyanyi asal Amerika Serikat ini. Meski promotor Big Daddy menawarkan sejumlah kompromi busana Lady Gaga agar konser tetap dapat terselenggara.

Presiden Direktur Big Daddy Michael Rusli mengatakan perusahaannya telah berkoordinasi dengan manajemen Lady Gaga untuk mengubah penampilan penyanyi itu. Pendapat politikus Senayan, pejabat, dan tokoh masyarakat pun terbelah. Ada yang mendukung dan menolak konser.

6. Lebanon
Album kedua Lady, Gaga Born This Way, dinyatakan dilarang di Lebanon setelah dianggap menyinggung kaum Kristiani. Ribuan kopi album yang telanjur dikirim ke negara-negara Timur Tengah disita aparat di Lebanon. Album single Gaga, Judas, juga dilarang diputar di stasiun-stasiun radio lokal Lebanon atas alasan yang sama.

7. Australia
Dunia pertelevisian Australia mencekal video klip Lady Gaga yang berjudul Love Game karena lirik-liriknya yang vulgar dalam menggambarkan adegan seks. Begitu pun adegan-adegan dalam video musiknya.

8. Singapura
Judas Song dilarang tayang di seluruh stasiun radio di Singapura. Sempat pula ada penolakan konser Lady Gaga di negara tetangga ini.

9. Arab
MTV Arabia mencekal video musik Love Game, yang liriknya secara eksplisit menyatakan seksualitas. Lagu yang sama juga dicekal di Australia dan seluruh saluran MTV Dubai. Alasan MTV Arabia adalah lagu dan video klip itu dianggap merusak generasi muda.