Di
balik kontroversi digelar atau tidak konser penyanyi yang dituding bermashab
satanis ini timbul pertanyaan, mengapa Lady GaGa melakukan aksi panggung
seperti itu dan lagu-lagunya menyinggung norma agama?.
Itu mengingat, di balik aksi
panggung dan lirik lagu yang diciptakan penyanyi bernama asli Stefani Joanne
Angelina Germanotta ini merupakan buah dari fenomena sosial kehidupan. Sebab,
dalam kehidupan global selama ini antara kehdiupan ala Setan dan Malaikat
terkadang beda tipis.
Pada era kehidupan budaya modern
ini terkadang setan macak Malaikat. Sebaliknya, berbaju Malaikat tapi hatinya
iblis. Itu karena simbol-simbol yang terlihat secara kasat mata. Sebab, banyak
cara dan gaya untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap fenomena-fenomena
kehidupan.
Lady GaGa sepertinya
mengekspresikan dengan gaya dan keyakinannya sendiri. Baik itu lewat aksi
panggung maupun lagu ciptakannya. Dia berani tampil beda. Makanya, bila ingin
populer dan sukses harus berani tampil beda, meskipun dicap aliran
Satanis seperti GaGa.
Hal itu mengingat, penyanyi
kelahiran kota New York dengan nama asli Stefani Joanne Angeline Germanotta ini
merupakan anak baik-baik. Wanita kelahiran 28 Maret 1986 dari pasangan Cynthia
dan Joseph Germanotta itu merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya,
Natali, mahasiswi di sebuah sekolah mode, lahir pada tahun 1992.
Sedangkan GaGa bersekolah
di Convent of the Sacred Heart, sebuah intitusi pendidikan Katolik khusus
wanita. Paris dan Nicky Hilton, Gloria Vanderbilt, dan Caroline Kennedy
termasuk dalam daftar alumni. Tujuan utama sekolah itu, seperti termaktub dalam
laman resminya, “mendidik murid untuk beriman secara aktif dan personal kepada
Tuhan.”
“Stefani adalah siswa yang baik
dan selalu berpakaian sesuai nilai-nilai yang diterapkan sekolah,” kata seorang
mantan teman sekolahnya, seperti ditulis dalam biografi. Karena itu, ketika
muncul rumor bahwa ia memuja setan, banyak pihak membantah dengan
mempertimbangkan latar belakang pendidikan dan keluarganya.
Apalagi, masa remajanya
dihabiskan di klub-klub yang memainkan musik rock di Lower East Side,
Manhattan, yang disesaki keluarga pendatang dan kelas pekerja. Ayah dan ibunya
punya selera musik yang bagus. Stefani kecil sudah terbiasa mendengarkan
karya-karya besar The Beatles, Stevie Wonder, Bruce Springsteen, Pink Floyd,
Led Zeppelin, dan Elton John.
Bisa jadi, latar belakang itu
sangat besar pengaruhnya pada Lady GaGa. Sehingga, dia tampil eksentrik, dan
cenderung memunculkan kontroversial. Banyak tokoh agama yang menentang aksi
panggung dan lirik lagunya. Ironisnya, meskipun banyak
ditentang tokoh-tokoh agama muslim dan non-muslim, pengikut dan pengagumnya
tidak sedikit. Jumlahnya justru jutaan di seluruh dunia.
Aksi konsernya selalu didambakan
penggemarnya. Padahal, saat konser dia sering memakai simbol-simbol Satanis.
Misalnya, melangkah dengan mata satu menyala. Tubuhnya dibungkus gaun ala
kadarnya dengan stocking dan sepatu bertumit tinggi. Make up tebal dengan
pakaian menyeramkan, sehingga benar-benar super nyentrik dan menyeramkan.
Tidak hanya itu, lirik lagu yang
dinyanyikan selalu menggoda. Bahkan bikin marfah. Misalnya, lagu "Bad
Romance," yang kerap dinyanyikan bak mantra oleh pemujanya: Ra ra ah
ah ah ah, Roma roma ma ma, Ga ga oh la la, Want your bad romance!
Berkat penampilan yang super
nyentrik dan lagu-lagunya yang menggoda itu, Lady GaGa melesat bak komet
di jagad musik pop Amerika Serikat lalu mendunia. Media tak henti menyorot
ulahnya. Namanya tenar ke seluruh antero bumi.
Maklum, sejak awal bergulat
menjadi selebritas dia pernah berucap, “Saya memiliki mimpi
ini, dan saya sangat ingin menjadi seorang bintang”.
Mimpi wanita kelahiran 28 Maret
1986 itu pun berhasil menarik banyak pemuja. Setiap tampil, seluruh isi
panggung seperti terhisap sang Lady. Pada 2010, TIME mencatat namanya
sebagai 100 orang paling berpengaruh di muka bumi. Dia sejajar Barack Obama,
dan begawan Apple, Steve Jobs. Forbes bahkan mencatatnya sebagai selebritas top
mengalahkan presenter kondang Oprah Winfrey.
Albumnya terjual laris, nyaris 23
juta kopi di seluruh dunia. Dia menyabet lima penghargaan Grammy Awards, dan 13
MTV Video Music Awards. Pemujanya juga menggila. (Lihat Infografik: "Lady
Gaga, Oh La La")
Di dunia maya, semisal Facebook, lebih dari 50 juta orang mengkuti akun Lady
Gaga. Pelantun ‘Poker Face’ itu bahkan menembus rekor follower di situs
microblogging Twitter. Ia tercatat sebagai akun pertama berpengikut 20 juta.
Itu membuatnya pernah berangan-angan tentang sebuah “Negara Twitter”.
Tampaknya, yang melatari
popularitas penyanyi berdarah Italia ini diyakini karena kerap tampil
kontroversial. Makanya, dia akrab dengan sensasi. Kostum panggungnya
seperti sebuah pernyataan sikap: berontak dari kemapanan. Dia eksentrik, dan
kadang vulgar. Misalnya saat tampil di acara MTV Video Music Awards 2010
dengan busana daging mentah.
Tentu, busana “agak gila” itu
diprotes organisasi penyayang binatang (People for the Ethical Treatment of
Animals /PETA). Pendiri PETA, Ingrid Newkirk menyebut, ulah Gaga sebagai bentuk
ofensif bagi gerakan pencinta hewan.
Dia dikritik bukan hanya soal penampilan. Lirik lagunya kerap mengundang
perkara. Sebut saja, lagu terbaru berjudul ‘Born This Way’. Seperti
dilansir dari laman BBC.co.uk, lagu itu disensor di Malaysia. Di sana, stasiun
radio memutar lagu ‘Born This Way’ yang telah diedit. Alasannya, lagu itu
berlirik dukungan terhadap seks sesama jenis.
Di Libanon, lagu ‘Born This Way’
juga dilarang penguasa setempat. Alasannya, menghina agama Kristen. Sebelumnya,
lagu ‘Judas’ di album itu juga dicekal di radio-radio Libanon. Kelompok Katolik
setempat menolak lagu itu mampir ke telinga umat.
Tak hanya di Libanon,
‘Judas’ juga dilarang di China. Dia masuk daftar 100 lagu yang harus dihapus
dari situs pengunduh musik di negeri panda itu. Pemerintah China
menyatakan peraturan itu dibuat agar budaya China tetap lestari.
Dari menolak lagu, protes juga
menjalar ke konser. Di Korea Selatan, warga Kristen setempat menyerukan
pembatalan konser Lady Gaga yang digelar di Olympic Stadium, Seoul, 27 April
2012. Kata mereka, penampilan Lady Gaga termasuk pornografi, dan menyuarakan
homoseksualitas.
"Beberapa orang dapat
menerima hal ini sebagai budaya lain, tapi dampaknya sangat besar melebihi seni
dan merendahkan nilai agama. Bahkan orang dewasa tidak bisa melihat penampilan
yang terlalu homoseksual dan porno," ujar Yoon Jung-hoon, seorang pendeta
yang mengorganisir aksi 'Civilians Network Against the Lady Gaga Concert'
seperti dilansir dari laman Reuters.
Kuatnya tekanan publik, membuat
pemerintah Korea Selatan mencari jalan tengah: konser boleh jalan, tapi khusus
bagi mereka yang di atas 18 tahun.
Di Filipina, konser Lady Gaga juga ditolak. Rencananya, Gaga manggung di Manlia
selama dua malam, 21 dan 22 Mei 2012, di SM Arena. Tapi kelompok Katolik
di Filipina, Biblemode Youth Philippines, sudah lebiih dulu pasang kuda-kuda.
Mereka menggelar doa bersama
menolak kedatangan “Mother Monster”, julukan beken Lady Gaga. Sang artis, kata
kelompok itu, adalah seniman absurd anti Kristus. "Lady Gaga memakai
simbol dan lirik yang menghina Tuhan," kata Pastor Reyzel Cayanan, seperti
dikutip ABS CBN Kamis, 17 Mei 2012. Yang bikin merah telinga kelompok ini,
salah satunya adalah lagu 'Judas'. Liriknya dianggap menghina Kristus secara
langsung.
Makanya, beberapa tokoh Islam di
Indonesia juga menentang konser Lady Gaga. Front Pembela Islam (FPI) merupakan
ormas Islam paling keras menentang konser Lady Gaga ini.
Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim Al-Athas menilai, kehadiran Lady Gaga akan
merusak aqidah dan akhlak bangsa. Jika konser jadi digelar, ia mengancam
membawa ribuan massa FPI dan umat Islam ke Bandara Soekarno Hatta memboikot
kedatangan sang penyanyi.
“Kita harap anak-anak muda mengintrospeksi diri supaya tidak terpengaruh
ajaran-ajaran setan yang merusak moral anak bangsa,” ujar lelaki yang kerap
disapa Habib Selon ini.
Meski tidak mengeluarkan fatwa, para ulama di Majelis Ulama Indonesia (MUI)
sepakat konser Lady Gaga haram. “Kesimpulan rapat, keharaman Lady GaGa
sudah terang benderang. Seperti haramnya babi atau minuman keras. Tidak perlu
difatwakan, anak SMP juga tahu babi haram,” ujar Ketua MUI, Cholil Ridwan.
Meski begitu, Cholil
mengingatkan bukan wewenang MUI menolak konser. Lembaganya hanya bertugas
menyadarkan umat. “Kalau umatnya yang diingatkan nggak mau sadar, ya tanggung
sendiri dosanya,” ujarnya.
Suara serupa juga muncul dari
gereja. Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Edy
Purwanto mengungkapkan, bukan tugasnya menolak atau menyetujui konser Lady
Gaga. Pihaknya melihat hal lain lebih esensial.
Sebelum menyatakan menolak atau
membolehkan, kata Romo Edy, hendaknya masyarakat dibekali edukasi dan
informasi. Juga pertimbangan bagi pemerintah. “Banyak hal, salah satunya
menuntut mereka lebih bijaksana dan selektif memilih siapa yang konser di sini.
Wilayah kami, adalah edukasi masyarakat dan umat,” ujarnya.
Ketua Umum NU, KH Said Aqil Siraj
tak jauh-jauh dari sikap agamawan lain. "Kalau memang diindikasi akan
merusak moral, sebaiknya tidak," ujar KH Said Aqil Siraj.
Kendati penolakan kian nyaring,
belum terdengar kabar apakah konser Lady Gaga bakal batal di Jakarta maupun
Manila. Promotor konser, Big Dedy maupun Renen de Guia pun tak bergeming.
Bahkan, Renen menolak tuduhan sengit kelompok agama itu. Kontroversi dalam
seni, kata Renen, hal biasa. "Lagipula yang mengkritik Lady GaGa bukanlah
orang-orang yang akan menonton konsernya," ujarnya.
Karena itu, wajar bila
penolakan-penolakan semacam itu justru kian mempopulerkan Lady GaGa. Karena
itu, Lady tidak merasa pusing dengan kontroversi tersebut. Kendati dia enggan
menyikapi kontroversi tersebut saat konser di Hongkong, GaGa tetap tampil percaya
diri. Sebab, kontroversi tersebut diyakini akan semakin membuat penasaran
penggemar dan pengagumnya. Lantas siapa yang diuntungkan dari fenomena Lady
GaGa ini? berbagai sumber
Negara-negara yang
Mencekal Lady Gaga
1. Malaysia
Pada 2011, Malaysia pernah menolak Lady Gaga datang ke negaranya. Gara-garanya,
lirik lagu Born This Way dinilai menawarkan nilai-nilai homoseksualitas.
Beberapa lagu Gaga pun kena sensor. Salah satunya, kalimat dalam lirik lagu
Born This Way, yaitu "no matter gay straight or bi, lesbian transgendered
life", disingkirkan dan digantikan dengan pengulangan kata "no
matter" sebanyak tiga kali. Sejumlah video klipnya juga dilarang tayang di
Malaysia.
2. Cina
Menteri Kebudayaan Cina mencekal beberapa lagu Gaga karena dinilai vulgar dan
merusak kultur bangsa. Sedikitnya ada enam lagu Lady Gaga yang dicekal: The
Edge of Glory, Hair, Marry the Night, Americano, Judas, dan Bloody Mary.
Soalnya, lirik lagu-lagu tersebut dianggap vulgar dan harus diturunkan dari peredaran
di radio.
3. Filipina
Pemuda Kristen Filipina menggelar unjuk rasa menolak konser Lady Gaga. Kaum
Kristiani Filipina menganggap musik Lady Gaga, terutama lagu Judas menghina
religi. Lirik lagu itu dianggap mengolok-olok Yesus Kristus atau Isa Almasih.
Mereka juga menilai musik dan gaya hidup Gaga berbeda dengan nilai-nilai budaya
Filipina.
4. Korea Selatan
Kaum Kristiani di Korsel sempat mengadakan unjuk rasa menolak konser Lady Gaga
karena dianggap vulgar, mendukung homoseksualitas dan biseksualitas, serta
menghina agama. Bahkan spanduk-spanduk dipasang di jalan-jalan strategis.
Sebagai jalan tengah, pemerintah Korea mengeluarkan kebijakan konser Lady Gaga
itu hanya boleh dihadiri penonton berusia di atas 18 tahun.
5. Indonesia
Lady Gaga sedianya menggelar pertunjukan di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 3
Juni 2012. Ia ditentang oleh sejumlah ormas, pejabat, dan tokoh masyarakat
karena penampilannya yang dianggap vulgar, sesat, dan tidak sesuai dengan
budaya Timur.
Hingga saat ini, Polda Metro Jaya tetap kukuh pada keputusannya untuk tidak
mengeluarkan izin konser penyanyi asal Amerika Serikat ini. Meski promotor Big
Daddy menawarkan sejumlah kompromi busana Lady Gaga agar konser tetap dapat
terselenggara.
Presiden Direktur Big Daddy Michael Rusli mengatakan perusahaannya telah
berkoordinasi dengan manajemen Lady Gaga untuk mengubah penampilan penyanyi
itu. Pendapat politikus Senayan, pejabat, dan tokoh masyarakat pun terbelah.
Ada yang mendukung dan menolak konser.
6. Lebanon
Album kedua Lady, Gaga Born This Way, dinyatakan dilarang di Lebanon setelah
dianggap menyinggung kaum Kristiani. Ribuan kopi album yang telanjur dikirim ke
negara-negara Timur Tengah disita aparat di Lebanon. Album single Gaga, Judas,
juga dilarang diputar di stasiun-stasiun radio lokal Lebanon atas alasan yang
sama.
7. Australia
Dunia pertelevisian Australia mencekal video klip Lady Gaga yang berjudul Love
Game karena lirik-liriknya yang vulgar dalam menggambarkan adegan seks. Begitu
pun adegan-adegan dalam video musiknya.
8. Singapura
Judas Song dilarang tayang di seluruh stasiun radio di Singapura. Sempat pula
ada penolakan konser Lady Gaga di negara tetangga ini.
9. Arab
MTV Arabia mencekal video musik Love Game, yang liriknya secara eksplisit
menyatakan seksualitas. Lagu yang sama juga dicekal di Australia dan seluruh
saluran MTV Dubai. Alasan MTV Arabia adalah lagu dan video klip itu dianggap
merusak generasi muda.