Minggu, 31 Juli 2011

AMAL-AMAL SHALEH YANG KEKAL

abieFawwaz Libr@ry: AMAL-AMAL SHALEH YANG KEKAL: "• MENJAWAB ADZAN Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,'Barangsiapa ketika mendengar adzan mengucapkan, اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِه..."

AMAL-AMAL SHALEH YANG KEKAL

• MENJAWAB ADZAN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,"Barangsiapa ketika mendengar adzan mengucapkan,

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التاَّمَّةِ وَالصَّلاَةِ الَقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا اْلوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْداً الَّذِي وَعَدْتَهُ
[Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-Wasilah (derajat di surga yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam) dan keutamaan kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau sehingga bisa menempati kedudukan yang terpuji, yang telah Engkau janjikan], maka ia akan mendapatkan syafa'atku pada hari Kiamat.." (HR. al-Bukhari)

• SHALAT DUA RAKA'AT SETELAH WUDHU

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang berwudhu, dengan menyempurnakannya, lalu melaksanakan shalat dua raka'at dan ia melaksanakannya dengan hati dan wajahnya (konsentrasi), melainkan telah pasti (wajib) baginya surga." (HR. Muslim)

• BERSEGERA MELAKSANAKAN SHALAT

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Andaikata manusia mengetahui pahala yang ada pada adzan dan shaf pertama, kemudian tidak mendapati selain harus melakukan undian, niscaya mereka akan melakukannya." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

• PERGI KE MASJID

Rasululllah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang pergi ke masjid di pagi hari atau sore harinya, maka Allah akan menyediakan baginya hidangan di dalam surga setiap pagi atau sore." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

• MEMPERBANYAK SHALAT

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kamu memperbanyak sujud (shalat) sebab tidaklah kamu sujud sekali kepada Allah, melainkan dengannya Dia akan mengangkat derajatmu dan menghapus dosa (kecil)-mu.” (HR. Muslim)

• SHALAT SUNNAH RAWATIB

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang Muslim melaksanakan shalat sunnah, selain fardhu karena Allah subhanahu wata’ala setiap hari sebanyak dua belas raka'at maka Allah akan membangun untuknya rumah di surga." (HR. Muslim)

• SHALAT SUNNAH SHUBUH

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Dua raka'at Fajar (sebelum Shubuh) lebih baik dari dunia dan seisinya." (HR. Muslim)

• SHALAT DHUHA

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Setiap tulang rusuk salah satu dari kamu bernilai sedekah; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan 'alhamdulillah') adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan 'Laa ilaaha illallah') adalah sedekah, setiap takbir (ucapan 'Allahu Akbar') adalah sedekah, amar ma'ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah dan termasuk bagian dari itu dua raka'at shalat Dhuha." (HR. Muslim)

• SHALAT JENAZAH

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka ia mendapatkan satu Qirath dan barangsiapa yang menghadirinya hingga dikuburkan, maka ia mendapatkan dua Qirath." Lalu ada yang bertanya, "Apakah dua Qirath itu.?" Beliau menjawab, "Seperti dua gunung yang besar."(HR. al-Bukhari dan Muslim)

• ZIKIR SETELAH SHALAT

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan tasbih (mengucapkan 'subhanallah') di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali, mengucapkan hamdalah (mengucapan 'alhamdulillah') sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan 'Allahu Akbar') sebanyak 33 kali lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan,

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
[Tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu], maka Aku akan mengampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim)

• MEMBACA AYAT KURSI

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang membaca ayat Kursi setiap akhir shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian." (HR. an-Nasa-i)

• PUASA

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka selama tujuh puluh tahun perjalanan." (HR. Ahmad dan an-Nasa-i)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Puasa tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa setahun." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i)

• MEMBACA AL-QUR'AN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan satu kebaikan itu bernilai sepuluh kali lipatnya." (HR. at-Tirmidzi)

• SHALAWAT KEPADA NABI SHALLALLAHU’ALAIHI WASALLAM

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan satu kali shalawat kepadaku, maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh kali.” (HR. al-Bukhari)

• TASBIH, TAHMID DAN TAHLIL

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan,

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
[Tiada Tuhan (yang berhak disembah dengan haq) selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari seratus kali, maka ia mendapatkan pahala setara membebaskan sepuluh budak, dicatat baginya seratus pahala, dihapus darinya seratus dosa dan ia mendapatkan penjagaan dari syaithan pada hari itu hingga sore hari. Dan tidak ada seorang pun melakukan yang lebih baik darinya melainkan orang yang melakukan lebih banyak dari itu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,”Barangsiapa yang mengucapkan 'subhanallah wa bihamdihi' dalam sehari sebanyak seratus kali, maka akan dihapus dosa-dosanya sekali pun sebanyak buih di lautan."(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan,

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
"Maha Suci Allah, segala puji hanya bagi-Nya, tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Dia, Allah Maha Besar", Maka akan ditanamkan untuknya sebuah pohon kurma di surga." (HR. al-Bukhari)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang hamba mengucapkan di pagi dan sore hari sebanyak tiga kali,

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً
[Aku rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu’alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rasul], melainkan sudah menjadi hak Allah untuk meridhainya pada hari Kiamat." (HR. Ahmad)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, 'la haula wa la quwwata illa billah' adalah salah satu dari sekian banyak perbendaharaan surga." (HR. an-Nasa-i)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai Allah ar-Rahman; subhanallah wa bihamdihi sub-hanallahil 'azhim." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Aku telah mengucapkan empat kalimat yang aku ulang sebanyak tiga kali lebih baik dari yang kamu ucapkan

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
[Maha suci Allah, aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan Arasy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

• MENYANTUNI PARA JANDA DAN ORANG-ORANG MISKIN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Penyantun janda dan orang miskin adalah seperti Mujahid di jalan Allah." Aku mengira (periwayat hadits-penj.) Beliau shallallahu’alaihi wasallam melanjutkan, "dan seperti orang yang melakukan shalat malam tanpa henti-henti dan seperti orang yang berpuasa tanpa pernah berbuka." (HR. Muslim)

• MENJENGUK ORANG SAKIT

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang Muslim menjenguk saudaranya sesama Muslim yang sedang sakit di waktu pagi melainkan tujuh puluh ribu malaikat mengucapkan shalawat atasnya (mendoakannya) hingga sore hari. Dan tidaklah ia menjenguknya di waktu sore, melainkan tujuh puluh ribu malaikat mengucapkan shalawat atasnya (mendoakannya) hingga pagi hari dan ia memiliki kebun di surga."(HR. at-Tirmidzi)

• MENGUCAPKAN ALHAMDULILLAH SETELAH MAKAN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang telah menyantap makanan lalu mengucapkan,

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ
[Segala puji bagi Allah Yang telah memberi (makanan kepadaku) yang ini dan menganugerahkan rizqi dengan tanpa daya dan upaya dariku], maka akan diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu."(HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud)

• MEMBACA DO'A 'KAFARATUL MAJLIS' (PENUTUP MAJLIS)

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang duduk di suatu majlis dan banyak salah, lalu sebelum beranjak dari majlis tersebut, ia mengucapkan,

سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنِتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
[Maha suci Engkau, Ya Allah. Dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu], melainkan diampuni baginya dosa yang terjadi di majlis itu." (HR. at-Tirmidzi)

• MENDIDIK ANAK-ANAK PEREMPUAN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang diberi suatu cobaan (dengan memiliki) anak-anak perempuan ini, lalu ia memperlakukan mereka dengan baik, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka." (HR. Ahmad)

• AKHLAQ YANG BAIK

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada sesuatu pun dalam timbangan seorang Mukmin yang lebih berat dari akhlaq yang baik pada hari Kiamat." (HR. at-Tirmidzi)

Sabtu, 09 Juli 2011

GAJI DA'I DENGAN GAJI PRESIDEN

Harga seorang manusia adalah pada pikirnya. Berbeda dengan binatang, sepuluh ekor kerbau atau sapi tetapi ada yang gemuk atau yang kurus maka harganya pun berbeda. Karena harga sapi pada dagingnya tentu sapi yang paling gemuk harganya lebih mahal. Begitupun harga seorang burung perkutut misalnya adalah pada keindahan suaranya, harga seekor kuda adalah pada kecepatan berlarinya, dan lain-lain. Tetapi harga seorang manusia adalah terletak pada akal pikirannya.

Diumpamakan dengan seorang Kepala Desa. Dia memikirkan kemajuan dan kesejahteraan desanya. Ia pun mendapatkan gaji tetapi gajinya itu tidak lebih tinggi dari seorang camat yang pikirnya lebih tinggi yaitu memikirkan kemajuan dan kesejahteraan manusia satu kecamatan. Tapi gaji seorang Camat jauh di bawah seorang Bupati karena pikirannya lebih tinggi dibandingkan Camat yang hanya memikirkan masyarakat satu kecamatan sementara Bupati memikirkan kemajuan dan kesejahteraan manusia satu kabupaten. Gaji seorang Bupati lebih kecil dari gaji seorang Gubernur. Gubernur memeras otaknya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya satu provinsi jadi sangat wajar bila gajinya pun lebih tinggi dari bupati. Tetapi kepala desa, camat, bupati dan gubernur gajinya jauh di bawah seorang Presiden. Karena lingkup wilayah dan pikirannya untuk kemajuan dan kesejahteraan ratusan juta rakyatnya di satu negara maka tidak heran bila gaji seorang Presiden paling tinggi.

Tetapi gaji presiden masih kalah dengan seorang Da’i akhir jaman. Ia memikirkan keselamatan seluruh manusia di seluruh alam agar mengalami kesuksesan hidup, kejayaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat. Sementara yang menggajinya adalah Allah Swt yang menghidupkan manusia, presiden, gubernur dan lain lain. Sudah tentu gaji dari Allah tidak bisa dibayangkan dan dibandingkan dengan harta benda dunia yang sementara, semu dan sedikit ini. Maka meletakkan pikir sebagaimana pikir Rasulullah saw yang diutus untuk ummat seluruh alam adalah sebuah keniscayaan. Dengan pikir yang paling tinggi yaitu “seluruh alam” tetapi kerja amalan “maqami” (musyawarah masjid, talim rumah, “jaula” keliling mengajak umat untuk taat kpd Allah) dan “intiqali” (Shalat Sunnat, zikir, membaca al Quran, ta’lim, menundukkan pandangan, shalat fardhu di masjid) yang maksimal, meningkat, istikhlas dan istiqamah maka Insya Allah seorang Da’i akan dipilih, digunakan dan dijadikan penyebab turunnya hidayah ke seluruh alam. Amin

Selasa, 05 Juli 2011

SYARAT UTAMA BAGI ORANG YANG MASUK ISLAM


Pertanyaan:

Apa syarat utama bagi orang yang baru masuk Islam?

Jawab:

Syarat utama bagi orang yang baru masuk Islam ialah mengucapkan dua kalimat Syahadat. Yaitu, "Asyhadu allaa ilaaha ilallaah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah." Barangsiapa yang mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisannya, maka dia menjadi orang Islam. Dan berlaku baginya hukum-hukum Islam, walaupun dalam hatinya dia mengingkari. Karena kita diperintahkan untuk memberlakukan secara lahirnya. Adapun batinnya, kita serahkan kepada Allah. Dalil dari hal itu adalah ketika Nabi saw. menerima orang-orang yang hendak masuk Islam, beliau hanya mewajibkan mereka mengucapkan dua kalimat Syahadat. Nabi saw. tidak menunggu hingga datangnya waktu salat atau bulan Puasa (Ramadhan).

Di saat Usamah, sahabat Rasulullah saw, membunuh orang yang sedang mengucapkan, "Laa ilaaha illallaah," Nabi menyalahkannya dengan sabdanya, "Engkau bunuh dia, setelah dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah." Usamah lalu berkata, "Dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah karena takut mati." Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Apakah kamu mengetahui isi hatinya?"

Dalam Musnad Al-Imam Ahmad diterangkan, ketika kaum Tsaqif masuk Islam, mereka mengajukan satu syarat kepada Rasulullah saw, yaitu supaya dibebaskan dari kewajiban bersedekah dan jihad. Lalu Nabi saw. bersabda, "Mereka akan melakukan (mengerjakan) sedekah dan jihad."

ORANG YANG MENGUCAPKAN SYAHADAT, PASTI MASUK SURGA

Pertanyaan:

Bagaimana hukumnya orang yang semasa hidupnya selalu mengerjakan maksiat, akan tetapi pada akhir hayatnya (ketika sakaratul maut) dia mengucapkan dua kalimat Syahadat?

Jawab:

Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan bertauhid, yaitu sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir dia berikrar dan mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka dia berhak berada di sisi Allah dan masuk surgaNya.

Orang tersebut sudah dapat dipastikan oleh Allah akan masuk surga, walaupun masuknya terakhir (tidak bersama-sama orang yang masuk pertama), karena dia diazab terlebih dahulu di neraka disebabkan kemaksiatan dan dosa-dosanya yang dikerjakan, yang belum bertobat dan tidak diampuni. Tetapi dia juga tidak kekal di neraka, karena didalam hatinya masih ada sebutir iman. Adapun dalil-dalilnya sebagaimana diterangkan dalam hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, yaitu:

Dari Abu Dzar r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,' kemudian meninggal, maka pasti masuk surga."

Dari Anas r.a., bahwa Nabi saw. telah bersabda, "Akan keluar dari neraka bagi orang yang mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,' walaupun hanya sebesar satu butir iman di hatinya."

Dari Abu Dzar pula, dia telah berkata bahwa sesungguhnya Nabi saw telah bersabda, "Telah datang kepadaku malaikat Jibril dan memberi kabar gembira kepadaku, bahwa barangsiapa yang meninggal diantara umatmu dalam keadaan tanpa mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun dia berbuat zina dan mencuri." Nabi saw. mengulangi sampai dua kali.

Banyak hadis yang menunjukkan bahwa kalimat Syahadat memberi hak untuk masuk surga dan terlindung dari neraka bagi yang mengucapkannya (mengucap Laa ilaaha illallaah). Maksudnya ialah, meskipun dia banyak berbuat dosa, dia tetap masuk surga, walaupun terakhir.

Sedangkan yang dimaksud terlindung dari neraka ialah tidak selama-lamanya di dalam neraka, tetapi diazab terlebih dahulu karena perbuatan maksiatnya.

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN KEISLAMAN SESEORANG

Pertanyaan:

Apa yang menyebabkan Islam seseorang menjadi batal?

Jawab:

Setiap manusia, apabila telah mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka dia menjadi orang Islam. Baginya wajib dan berlaku hukum-hukum Islam, yaitu beriman akan keadilan dan kesucian Islam. Wajib baginya menyerah dan mengamalkan hukum Islam yang jelas, yang ditetapkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Tidak ada pilihan baginya menerima atau meninggalkan sebagian. Dia harus menyerah pada semua hukum yang dihalalkan dan yang diharamkan, sebagaimana arti (maksud) dari ayat di bawah ini:

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak (pula) bagi wanita yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka ..." (Q.s. Al-Ahzab: 36) .

Perlu diketahui bahwa ada diantara hukum-hukum Islam yang sudah jelas menjadi kewajiban-kewajiban, atau yang sudah jelas diharamkan (dilarang), dan hal itu sudah menjadi ketetapan yang tidak diragukan lagi, yang telah diketahui oleh ummat Islam pada umumnya. Yang demikian itu dinamakan oleh para ulama:

"Hukum-hukum agama yang sudah jelas diketahui."

Misalnya, kewajiban salat, puasa, zakat dan sebagainya. Hal itu termasuk rukun-rukun Islam. Ada yang diharamkan, misalnya, membunuh, zina, melakukan riba, minum khamar dan sebagainya.

Hal itu termasuk dalam dosa besar. Begitu juga hukum-hukum pernikahan, talak, waris dan qishash, semua itu termasuk perkara yang tidak diragukan lagi hukumnya.

Barangsiapa yang mengingkari sesuatu dari hukum-hukum tersebut, menganggap ringan atau mengolok-olok, maka dia menjadi kafir dan murtad. Sebab, hukum-hukum tersebut telah diterangkan dengan jelas oleh Al-Qur'an dan dikuatkan dengan hadis-hadis Nabi saw. yang shahih atau mutawatir, dan menjadi ijma' oleh ummat Muhammad saw. dari generasi ke generasi. Maka, barangsiapa yang mendustakan hal ini, berarti mendustakan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Mendustakan (mengingkari) hal-hal tersebut dianggap kufur, kecuali bagi orang-orang yang baru masuk Islam (muallaf) dan jauh dari sumber informasi. Misalnya berdiam di hutan atau jauh dari kota dan masyarakat kaum Muslimin.

Setelah mengetahui ajaran agama Islam, maka berlaku hukum baginya.

TIADA MANUSIA YANG SEMPURNA IMANNYA

Pertanyaan:

Apakah ada manusia yang sempurna?

Jawab:

Tiada manusia yang sempurna, karena setiap orang mempunyai kelemahan. Seseorang yang beriman, tentu mempunyai kesalahan dan memiliki sifat buruk yang sukar dihilangkan. Tiada orang Mukmin yang murni atau sempurna.

Pandangan orang jarang ditujukan pada hal-hal yang berada di pertengahan antara dua hal yang berdekatan. Bagi seseorang sesuatu itu warnanya putih saja, sebagian yang lain hitam saja, mereka lupa adanya warna yang lain, tidak putih dan tidak pula hitam.

Nabi saw. pernah bersabda kepada Abu Dzar r.a., beliau bersabda, "Engkau seorang yang masih ada padamu sifat Jahiliyah." Abu Dzar adalah seorang sahabat yang utama, termasuk dari orang-orang pertama yang beriman dan berjihad, akan tetapi masih ada kekurangannya.

Juga didalam Shahih Bukhari diterangkan oleh Nabi saw.:

"Barangsiapa yang meninggal bukan karena melakukan jihad dan tidak dirasakannya (tidak ingin) dalam jiwanya maksud akan berjihad, maka dia mati dalam keadaan sedikit ada nifaknya."

Abdullah bin Mubarak meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a. yang mengatakan sebagai berikut:

"Seorang Mukmin itu permulaannya tampak sedikit putih dalam kalbunya; setiap kali iman bertambah, maka bertambah putihlah kalbu itu. Begitu seterusnya, hingga kalbunya menjadi putih semua.

Begitu juga kemunafikan, pertama ada tanda-tanda hitam dalam kalbunya; dan setiap melakukan kemunafikan, maka bertambah pula hitamnya, sampai hatinya menjadi hitam semua.

Demi Allah, jika dibuka hati seorang Mukmin, maka tentu tampak putih sekali; dan jika dibuka hati orang kafir, maka tentu tampak hitam sekali."

Ini berarti seseorang tidak dapat sekaligus menjadi sempurna imannya atau menjadi munafik, tetapi kedua hal itu bertahap, yakni sedikit demi sedikit.

SIAPAKAH YANG LAYAK DISEBUT KAFIR?

Pertanyaan:

Siapakah sebenarnya yang layak dihukumi (disebut) kafir?

Jawab:

Yang layak disebut kafir ialah orang yang dengan terang-terangan tanpa malu menentang dan memusuhi agama Islam, menganggap dirinya kafir dan bangga akan perbuatannya yang terkutuk.

Bukan orang-orang Islam yang tetap mengakui agamanya secara lahir, walaupun dalamnya buruk dan imannya lemah, tidak konsisten antara perbuatan dan ucapannya. Orang itu dalam Islam dinamakan "munafik" hukumnya.

Di dunia dia tetap dinamakan (termasuk) orang Islam, tetapi di akhirat tempatnya di neraka pada tingkat yang terbawah.

Di bawah ini kami kemukakan golongan (orang-orang) yang layak disebut kafir tanpa diragukan lagi, yaitu:

1. Golongan Komunis atau Atheis, yang percaya pada suatu falsafah dan undang-undang, yang bertentangan dengan syariat dan hukum-hukum Islam. Mereka itu musuh agama, terutama agama Islam. Mereka beranggapan bahwa agama adalah candu bagi masyarakat.

2. Orang-orang atau golongan dari paham yang menamakan dirinya sekular, yang menolak secara terang-terangan pada agama Allah dan memerangi siapa saja yang berdakwah dan mengajak masyarakat untuk kembali pada syariat dan hukum Allah.

3. Orang-orang dari aliran kebatinan, misalnya golongan Duruz, Nasyiriah, Ismailiah dan lain-lainnya. Kebanyakan dari mereka itu berada di Suriah dan sekitarnya.

Al-Imam Ghazali pernah berkata:

"Pada lahirnya mereka itu bersifat menolak dan batinnya kufur."

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga berkata:

"Mereka lebih kafir daripada orang-orang Yahudi dan Nasrani. Karena sebagian besar mereka ingkar pada landasan Islam."

Seperti halnya mereka yang baru muncul di masa itu, yaitu yang bernama Bahaiah, agama baru yang berdiri sendiri. Begitu juga golongan yang mendekatinya, yaitu Al-Qadiyaniah, yang beranggapan bahwa pemimpinnya adalah Nabi setelah Nabi Muhammad saw.

Minggu, 03 Juli 2011

DIBIAYAI DARI UANG HARAM, BAGAIMANA INDONESIA MAU DAPAT BERKAH?

Negara butuh biaya operasional, segala cara ditempuh oleh pemerintah untuk menutupi biaya tersebut. Ada yang strategis, yaitu melalui industri pertambangan, komunikasi, transportasi dan penyediaan energi, namun tidak sedikit pula pendapatan haram yang legal, yang dibenarkan ketika dipertanggungjawabkan di hadapan pengadilan dunia namun haram bila ditinjau dari sisi Islam. Sungguh berat ancaman siksaan yang akan diterima para pemimpin kita di akhirat kelak, kita berlindung kepada Allah dari adzab sedemikian.
1. Uang Riba
Setiap pemilik tabungan di bank konvensional, tentu akan mendapatkan bunga. Bila tabungan tersebut di atas Rp 7.500.000, maka pada setiap bunga yang timbul dikenakan pajak 20%. Pajak bunga tersebut diambil dan dikelola oleh negara. Ada sekian banyak orang kaya di Indonesia yang punya milyaran bahkan trilyunan rupiah di tabungannya. Mereka menyimpan uang di bank konvensional, dan tentu bunganya pun tidak sedikit. Bukan cuma bunganya, pemerintah sendiri sebagai pemilik beberapa bank konvensional pelat merah juga mendapatkan untung luar biasa dari industri perbankan konvensional. Selain itu, dikenal pula instrumen investasi berupa surat utang negara dan obligasi negara ritel yang menjanjikan bunga yang cukup tinggi.Bagi muslim, bunga adalah riba, dan riba itu haram untuk dikonsumsi. Bila bunga riba saja haram, apalagi dengan pajak yang diambil dari bunganya. Demikian pula diharamkannya keuntungan bank-bank pemerintah yang masih konvensional. Ironis sekali, karena pajak bunga dan keuntungan industri perbankan tersebut katanya digunakan untuk membiayai gaji guru!
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”.
(QS. Al-Baqarah : 278-279)

2. Uang Miras
Minuman keras adalah perusak generasi. Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar di dunia ternyata tidak punya aturan yang melarang peredaran minuman keras karena keharamannya. Peredarannya hanya dilarang bila belum mendapat izin. Izin bernama cukai tersebut dapat dibeli oleh penyalur dan pembuat miras. Sebagian dari cukai haram itu kemudian digunakan untuk membayar gaji wakil rakyat, gaji presiden, gaji menteri, gaji PNS serta gaji TNI dan Polri!
3. Uang Rokok
Rokok dapat merusak kesehatan, tulisan itu tertera di iklan maupun bungkus rokok itu sendiri. Tidak ada pecandu narkoba yang tidak merokok. Saking pintarnya perokok mencari-cari alasan untuk merokok, pujangga Taufik Ismail menyebut rokok dengan julukan tuhan sembilan centi.
Tidak ada orang yang kaya karena merokok. Yang terjadi adalah pemilik pabrik rokok di Indonesia selalu menjadi urutan atas dalam daftar orang terkaya. Pita cukai rokok adalah bukti bahwa pemerintah juga mendapatkan uang dari tiap bungkus rokok yang terjual. Ketika Muhammadiyah tegas mengharamkan rokok, semakin bertambahlah keyakinan kita bahwa pemerintah mendapatkan uang dari barang haram. Ironisnya lagi, uang cukai rokok itulah yang digunakan untuk membangun rumah sakit, membayar gaji dokter serta tenaga kesehatan dan subsidi obat.
Harta adalah cobaan yang berat. Pertanyaan tentang harta selalu 2 macam. Dari mana diperoleh, dan ke mana dibelanjakan. Bila sumber pendapatan negara ternyata dikotori oleh uang haram, keberkahan Allah SWT akan jauh dari bayangan. Kita perlu pemimpin dan pembuat undang-undang yang paham mengenai Islam secara menyeluruh dan pentingnya pengelolaan keuangan negara yang mengundang keberkahan, bukan pemimpin yang dididik oleh Amerika dengan paham liberalnya.
Pemerintah Kota Batam saja sudah mulai mencanangkan akan memungut pajak untuk setiap transaksi di lokalisasi pelacuran. Mungkin sebentar lagi pemerintah daerah yang lain juga akan memungut pajak daerah dari tempat perjudian. Kenapa tidak sekalian pajak perampok, pajak koruptor, dan pajak pembunuh? Apa kata akhirat?