Sabtu, 25 Februari 2012

APAKAH KITA AKAN TERGOLONG CERDAS?

Assalamualaikum.wr.wb
Sahabatku . . .
Mungkin banyak diantara kita yang penasaran dan tercengang dg foto ini..
Foto apakah ini..!!!!
Monsterkah atau cuma rekayasa semata!!!!?

Bukan...!
Ini Bukan rekayasa sahabatku, namun cerita nyata.

Setelah melihat foto ini, adakah hati ini bergetar ? 
Photo ini adalah seorang pemuda berusia 18 tahun yang meninggal di salah satu rumah sakit di Oman, Timur Tengah. Mayat pemuda tersebut digali kembali dari kuburnya setelah 3 jam di makamkan yang di saksikan oleh ayahnya .
Pemuda tersebut meninggal dirumah sakit dan setelah dimandikan lalu dimakamkan secara Islam hari itu juga. Tetapi setelah pemakaman, ayahnya merasa ragu atas diagnosa dokter dan menginginkan untuk diidentifikasi kembali penyebab kematiannya. Seluruh kerabat dan teman-temannya begitu terkejut saat mereka melihat kondisi mayat . Mayat tsb begitu berbeda dalam 3 jam. Dia berubah tampak keabu-abuan seperti orang yang sudah tua. Rambutnya yang semula hitam legam menjadi putih keperakan seluruhnya seolah seperti kehabisan darah.
Tampak jelas bekas siksaan dan pukulan yang amat keras dan dengan tulang-tulang kaki dan tangan yang hancur begitu juga ujung ujungnya sehingga menekan kebadannya. Seluruh badan dan mukanya memar. Matanya yang terbuka memperlihatkan ketakutan, kesakitan dan keputusasaan. Darah yang begitu jelas menandakan bahwa pemuda tersebut sedang mendapatkan siksaan yang amat berat.

Kita juga akan tercengang dg foto disamping ini... 
Ini jg bkn rekayasa sahabatku, namun cerita nyata!
Setelah melihat foto ini, adakah hati ini bergetar ?
Ini adalah foto tentang penggalian mayat yang dikubur baru beberapa jam saja. Saat dikubur, jasadnya masih bagus.

Tetapi setelah digali, karena ada yang keliru, ternyata jenasah didapati dalam keadaan gosong/hangus kehitaman.

Siapa yang membakar ? Ada apa sebenarnya....??

Dalam sebuah hadits yang panjang diriwayatkan dihadapkan orang kafir yg baru mati kepada malaikat Munkar & Nakir :

Rasulullah bersabda : “Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya lalu datanglah dua malaikat dan mendudukkan nya lalu keduanya bertanya kepadanya :

‘Siapa Tuhanmu?’
la menjawab, ‘Ha… ha… saya tidak tahu’.

Lalu keduanya berlanya lagi, ‘Apa agamamu?’
Ia menjawab, ‘Ha… ha… saya tidak tahu’. Keduanya bertanya lagi, “Siapa yang diutus kepadamu menjadi nabi?’
Ia menjawab, ‘Ha… ha saya tidak tahu’.

Maka terdengarlah suara panggilan memanggil dari alas langit, “Ia berdusta".

Hamparkanlah permadani dari neraka, berikanlah pakaian dari neraka dan bukakanlah pintu menuju neraka.

”Beliau bersabda, “Maka masuklah panasnya dan racunnya neraka, sehingga tulang rusuknya berantakan dan datanglah seorang lelaki yang berwajah buruk, berpakaian kumal dan berbau busuk. Lalu ia berkata, ‘bergembiralah dengan nasib buruk ini yang telah dijanjikan kepadamu sebelumnya.’

Si mayat bertanya, ‘Siapakah dirimu? Datang berwajah buruk kemudian Ia menjawab ‘Saya adalah amal burukmu’.

Maka ia berkata, ‘Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau bangkitkan Hari Kiamat.’

”Ada tambahan dari hadits Jarir bahwa beliau bersabda,

“Kemudian dihadirkan orang buta dan bisu yang ditangannya terdapat cemeti terbuat dari besi. Andaikata digunakan untuk memukul gunung,
maka gunung itu akan menjadi debu bertebaran.”
(Shahih, HR. Abu Daud, Ahmad dan Hakim dalam Mustadraknya dan beliau berkata bahwa hadits ini shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim dan dishahihkan Ibnu Qayyim dalam Tadzhibus Sunan 4/ 348-349)

Wahai sahabatku... betapa dahsyatnya siksa kubur itu. Betapa memilukan, manusia yg tidak bersegera melakukan amal kebaikan.

Sesungguhnya amal kebaikan adalah teman yg menyertai kita di alam kubur nanti.

Rasulullah saw bersabda:

"Keberangkatan mayit itu diiringi oleh tiga hal,yaitu;

Keluarganya, harta bendanya, dan amal perbuatannya,Yg dua akan kembali pulang, dan yang satunya akan tetap menemaninya.

Yang pulang adlah keluarga dan harta bendanya, sedangkan yang tetap tinggal menemaninya adalah amal perbuatannya" HR. Bukhari- Muslim

Mengingat semua itu, hendaknya mulai saat ini kita berbenah diri dgn memperbanyak amal shalih dan menata diri dan niat ibadah kita,,

Biarlah Allah swt yg melihat dan menilai amal perbuatan seseorang itu, bukan dilihat dari bentuk tubuhnya, bagus atau jeleknya maupun pangkat atau kedudukan seseorang.

Jangan tertipu dgn indahnya jubah maupun pakaian, namun hati dan niatnya sangat jauh dari Allah...

Rasulullah saw bersabda;
"Sesungguhnya Allah tidak melihat akan bentuk rupa(bentuk tubuhnya) dan hartanya, Namun yang dilihat-Nya (dinilainya) adlh hati dan amal perbuatannya "HR. Bukhari muslim.

Bertolak dari sabda rasulullah diatas, tentunya kita sudah dapat membayangkan dan memfikirkan bahwa dgn mengingat akan datangnya kematian, juga azab2 kubur kelak,

Akan menambah ketebalan iman pada diri kita, sehingga kita senantiasa melakukan perbuatan baik.

Sesungguhnya manusia yg cerdas adalah orang yg paling banyak mengingat mati dan paling banyak membawa bekal amal untuk menghadapi mati.

Demikian sahabatku..
Smga apa yg kami sampaikan diatas dpat menambah dan memperkokoh iman kita masing-masing. amin....

Rabu, 15 Februari 2012

MUTIARA DI AWAL DAN DI AKHIR ZAMAN


Sadarkah kita bahwa alam semesta Allah swt ciptakan untuk manusia sebagai ujian, sedangkan manusia Allah swt ciptakan untuk negeri akhirat , barang siapa tahu maksud dia di ciptakan maka akan sukses begitu pun sebaliknya mana kala kita tidak mengerti maksud Allah ciptakan kita maka kegagalan dari sejuta kegagalan yang akan kita terima , baik di dunia yang sementara ini maupun di akhirat yang selama-lamanya. 

Allah swt ciptakan kita untuk meneruskan kerja Nabi saw, mengajak umat untuk takluk dan taat kepada Allah swt. Sebagaimana firman-Nya : “ Kalian adalah sebaik-baiknya umat yang di lahirkan untuk manusia, kalian menyeru ( berbuat ) kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan kalian beriman kepada Allah swt.”  

Artinya kita adalah umat terbaik dan akan tetap menjadi umat terbaik mana kala ada ada 3 hal dari diri kita : menyeru ( berbuat ) kebaikan, mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Allah swt. Tapi mana kala 3 hal ini tidak ada dalam diri kita maka kehancuran dan kehinaan yang akan terjadi. 

Kalau kita lihat di dalam Al-qur’an hanya beberapa ayat saja yang berkenaan dengan ibadah ( shalat, zakat , puasa dst ) tapi ayat-ayat yang membahas tentang dakwah (menyeru berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran) begitu banyaknya.

Banyak ayat yang menceritakan dakwah para nabi terhadap kaumnya dan bagaimana para nabi mendapatkan kesulitan dalam berdakwah, bahkan di dalam alqur’an juga di ceritakan dakwah para binatang ( burung hud-hud dan semut pada jaman Nabi Sulaiman as ) intinya hampir keseluruhan isi alqur’an berisikan tentang dakwah dan bagaimana dakwah itu di buat. 

Dakwah adalah mutiara di awal zaman dan akan tetap menjadi mutiara di akhir zaman. Allah swt utus 124.000 Anbiya sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw hanya untuk dakwah, mereka menghabiskan waktu dan fikirnya agar bagaimana setiap hati manusia kenal dan taat kepada Allah swt.

Membentuk hati manusia merupakan hal yang sangat penting, agar sifat-sifat mulia masuk pada setiap diri manusia. Apabila sifat-sifat yang mulia ini masuk ke dalam diri manusia, mereka akan taat pada perintah Allah swt, dan akan meninggalkan seluruh larangan Allah swt. Namun kebalikannya jika hati tidak punya sifat-sifat mulia, manusia akan menjadi lebih “buas” daripada binatang.

Dahulu di kota Makkah kaum jahiliyah sangatlah buruk akhlaknya. Ditengah-tengah kejahilan kafir Quraisy, Nabi Muhammad saw dilahirkan. Sejak ia lahir sampai berusia 40 tahun tidak ada dakwah sehingga orang-orang kafir Quraisy belum berubah. Setelah berumur 40 tahun beliau diangkat menjadi Nabi. Sekembalinya dari Gua Hira , Nabi saw mulai berdakwah di kota Mekkah.

Lelaki pertama yang menerima dakwah beliau adalah Abu Bakar Shiddiq ra., Wanita yang pertama mengakui kerasulan Muhammad saw adalah istri beliau Khadijah r.ha. dan pemuda yang masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib.

Dengan berbagai pengorbanan , rintangan dan tantangan serta pikir, risau dan gerak Rasulullah saw dan para sahabat memulai dakwah ini. Mereka yakin dengan janji-janji Allah, menyandarkan hanya kepada Allah atas setiap permasalahan hidup. Yang pada akhirnya penduduk Mekkah dan Madina tumpah ruah masuk Islam. Suasana dan keadaan tanah Hijaz Jajirah Arab berubah menjadi sumber hidayah ke seluruh alam.

Kita lihat Bani Israil, mereka anak cucu Nabi yang berpusat di Mesir. Mereka keturunan para Nabi, tapi karena meninggalkan dakwah maka Allah swt hinakan mereka.

Kesimpulannya, jika dakwah dibuat maka akan lahir dari rahim-rahim wanita kafir para pejuang agama ( para sahabat nabi ), tapi apa bila dakwah ditinggalkan maka akan lahir dari rumah-rumah orang Islam para penentang agama.

Apabila setiap hari-hari kita buat dakwah maka akan lahir keyakinan yang sempurna terhadap Allah swt, karena sesungguhnya dakwah merupakan sarana tarbiah untuk mencapai kesempurnaan iman secara bertahap-tahap. Dengan dakwah setiap orang diharapkan :
  1. Yakin / Iman mereka seperti Iman dan Yakinnya Nabi saw. 
  2. Risau dan Fikir seperti risau dan fikirnya Nabi saw. 
  3. Maksud / tujuan hidup seperti Maksud / tujuan hidup Nabi saw. 
  4. Mizas kecintaan seperti Mizas / kecintaan Nabi saw. 
  5. Tertib hidup seperti tertib hidup Nabi saw.
Ukuran kerja dakwah adalah bagaimana semakin hari para pekerja dakwah semakin dekat dengan Allah swt, Iman , amal dan hatinya hari demi hari menjadi baik. Hubungan dengan keluarga semakin baik , dengan tetangga, dengan rekan-rekan di kantor dan lain sebagainya menjadi baik. Bila kita buat dakwah hari-hari tapi Iman , amal dan hatinya tidak berubah masih sama seperti ketika kita belum buat dakwah, berarti ada yang salah dengan dakwahnya atau barang kali ada yang salah dengan niatnya ketika berdakwah.

Ukuran kerja dakwah bukan orang lain tapi diri kita, apakah diri kita ini semakin dekat dengan Allah atau tidak karena Allah swt tidak melihat hasil dari usaha kita , tapi Allah swt melihat kesungguhan dan ketaatan kita dalam menjalankan setiap perintah-Nya.

Sebagai mana di ceritakan ketika Ibrahim telah menyelesaikan pembangunan ka’bah, dia berkata : ”Ya Allah, aku telah menyelesaikan pembangunan rumah-Mu yang suci.” Allah pun menjawab,”Wahai Ibrahim, serulah manusia niscaya mereka akan datang untuk mengerjakan haji .” Ibrahim as berkata,”Ya Allah, bagaimana suaraku akan sampai kepada mereka?” Allah menjawab, ”Engkau hanya menyeru perintahku, sedangkan akulah yang akan menyampaikan kepada mereka.”. 

Begitu juga dengan kita hari ini , lakukan saja yang menjadi tugas kita selebihnya biar Allah yang selesaikan. Nabi Nuh as buat dakwah selama 950 tahun hanya menghasilkan 83 orang bahkan anak dan Istri Nabi Nuh menentang dakwah Nabi Nuh. Tapi Nabi Nuh tetap buat dakwah semaksimal mungkin. Masalah ada yang suka atau tidak itu bukan urusan kita , yang menjadi urusan kita kalau kita tidak buat dakwah, karena Allah pasti akan hinakan kita. Masalah orang ada yang menentang biar Allah swt yang selesaikan tugas kita hanyalah lagi dan lagi buat dakwah untuk memperbaiki diri.

Kita bisa lihat Kaum ‘Ad yang menentang Nabi Hud di hancurkan Allah dengan angin topan. Kaum Tsamud yang menentang dakwah Nabi Shalih Allah hancurkan dengan bunyi terompet Malaikat, sehingga jantung mereka copot. Begitu pun dengan Nambrut yang menentang Nabi Ibrahim as dan Fir’aun yang menentang Nabi Musa as. intinya kita lakukan apa yang Allah swt perintahkan selebihnya biar Allah swt yang selesaikan.

Semoga Allah swt gunakan harta dan diri kita untuk agamanya, menjadikan dakwah maksud hidup, hidup untuk dakwah dan mati dalam dakwah dan membangkitkan kita kelak menjadi umat baginda Rasulullah saw. amien.

Senin, 06 Februari 2012

PENCUCIAN OTAK UMAT ISLAM

Bila di masa lalu dan masa-masa Kolonialisme Barat atas dunia Islam, permusuhan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Kristen berbentuk fisik, maka belakangan ini bentuk penghancuran terhadap Islam mengambil bentuk yang lebih smart. Perang yang mereka lakukan bukan lagi perang angkat senjata, melainkan perang pemikiran.

Sepanjang sejarah peperangan fisik antara Yahudi-Kristen dengan umat Islam, umat Islam lebih banyak tercatat mendapatkan kemenangan daripada kekalahan. Kerugian yang mereka alami tidak lagi terhitung. Hari ini saja dapat kita saksikan betapa kuat dan tegarnya umat Islam di Palestina, Afghanistan, Libanon, dan belahan dunia Islam lain yang tengah berhadapan secara fisik dengan musuh-musuh mereka. Hujaman senjata malah semakin mudah membangkitkan militansi dan semakin mengobarkan semangat jihad.

Melihat kenyataan itu, musuh-musuh Islam, terutama Yahudi dan Nashrani semakin sadar bahwa melumpuhkan umat Islam hanya mengandalkan kekuatan senjata sia-sia belaka. Harus ada cara lain yang lebih ampuh, lebih tepat, dan lebih berbahaya bagi umat Islam. Dan mereka menemukannya dengan baik: perang pemikiran (ghazwul-fikr).

Pemikiran adalah basis dari keyakinan (akidah). Keyakinan umat Islam yang begitu kuat terhadap ajaran agamanya adalah sumber dari segala kekuatan umat Islam. Perang-perang fisik sejak zaman Rasulullah sampai sekarang dapat dihadapi umat Islam secara prima hanyalah disebabkan keyakinan (iman) yang begitu kuat. Tanpa itu mustahil ada kekuatan dahsyat dalam diri umat Islam yang tidak ditemukan pada yang lain. Berbagai teori ilmiah modern dapat membuktikan betapa hebatnya pengaruh pikiran dan keyakinan (the power of mind).

Oleh sebab itu, mereka kemudian mulai mengubah strategi menghadapi umat Islam. Samuel Zwimmer pada Konferensi Missionaris di Yerussalem menulis prasaran mengenai strategi baru ini sebagai berikut.

Misi utama kita sebagai orang Kristen bukan menghancurkan kaum Muslimin, namun mengeluarkan orang Islam dari Islam, agar jadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu akan terbuka pintu bagi kemenangan imperialis di negeri-negeri Islam. Tujuan kalian adalah kaum penjajah, generasi yang malas, dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsunya.

Di dalam mata rantai kebudayaan Barat, gerakan misi mempunyai dua tugas: menghancurkan peradaban lawan (Baca: peradaban Islam) dan membina kembali dalam bentuk peradaban Barat. Ini perlu dilakukan agar Muslim dapat berdiri pada barisan budaya Barat hingga akhirnya muncul generasi muslim yang memusuhi agama sendiri.

Melalui strategi baru ini, yang kini lebih difokuskan Yahudi-Nashrani untuk melumpuhkan umat Islam adalah bagaimana menyerang pikiran-pikiran umat Islam agar semakin lemah keyakinannya. Saat keyakinan umat Islam lemah, akan dengan mudah mereka dilumpuhkan. Tidak ada lagi fondasi kuat yang dapat mempertahankan amal-Islamiyah yang harus mereka kerjakan.

Ketika umat Islam telah ditelikung oleh hedonisme dan materialisme, “pahala” dan “ampunan (maghfirah) Allah” yang diyakini umat Islam sebagai reward paling besar bagi perbuatan yang mereka lakukan segera akan hilang dalam ruang memori pikiran umat. Surga dan neraka dianggap hanya omongan iseng kiai dan ustadz yang berceramah. Keyakinan yang mereka pegang kali ini adalah bahwa kesenangan dan segala reward yang penting dan nyata hanyalah apa yang dirasakan di dunia ini: materi (wealth and satisfaction). Di luar itu hanya omong kosong.

Keyakinan Islam sebagian besar dibangun oleh hal-hal ghaib (tidak terindra). Allah, surga-neraka, pahala-siksa, akhirat, takdir, malaikat, wahyu, dan sebagainya. Semuanya tidak pernah secara langsung dapat ditangkap alat indra. Hanya pikiran yang dapat menyimpan dan mereproduksinya dengan baik. Pikiran yang menyimpan keyakinan-keyakinan ghaib inilah yang membentuk sistem keyakinan umat Islam. Inilah yang melahirkan kekuatan besar umat Islam sepanjang sejarah.

Ketika gelombang materialisme dan hedonisme yang kasat mata melanda umat Islam, pada saat yang sama segala unsur kegaiban dianggap sebagai ilusi dan omong kosong. Iman sudah tidak akan ada lagi di dada. Perbuatan yang muncul pun sudah tidak mungkin lagi didorong oleh motivasi “pahala-dosa” “surga-neraka” dan semisalnya. Segala perbuatan hanya akan muncul karena motivasi yang meterialistik dan hedonistik. Saat itulah sudah tidak akan ada lagi amal Islami.

Kalau umat Islam sudah tidak punya lagi motivasi ukhrawi, tidak akan ada lagi semua amal yang membahayakan musuh-musuh Islam. Bahkan akan dengan mudah umat Islam dibelokkan segala perbuatannya menjadi sama seperti apa yang dilakukan oleh musuh-musuhnya, Yahudi dan Nashrani. Di sinilah kebenaran abadi firman Allah Swt., Dan sekali-kali orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah ridha kepadamu sampai kamu mengikuti agama (millah) mereka (QS Al-Baqarah [2]: 120).

Kamis, 02 Februari 2012

DI DUNIA INI HANYA ADA 2 MACAM USAHA

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam kita panjatkankan kepada Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya yang mulia dan para sahabat yang agung, juga kepada pengikutnya yang setia hingga akhir zaman, bahwasanya kita semuanya masih diberikan kesehatan dan kesempatan pada hari ini untuk sama-sama melaksanakan perintah-Nya dan beribadah kepada Allah SWT.
 
Hidup di dunia ini hanya sementara saja, dan umur manusia hanya sekitar 60 – 70 tahun saja rata-rata, tidak ada yang abadi. Allah ciptakan keabadian hanya untuk di akherat. Apa yang ada di dunia ini dan apa yang di usahakan oleh manusia tidak ada yang kekal. Jadi apa yang diusahakan manusia ini pasti musnah, ini mutlak adanya dan bukan teori. Tidak ada yang kekal di dunia ini, rumah akan hancur, mobil akan rusak, umur akan habis, harta akan ditinggalkan, bahkan alam ini akan hancur pada waktunya, semuanya memiliki batasan. Tidak ada yang tidak terbatas didunia ini, semuanya ada batasannya, yang tidak terbatas nanti di akheratnya Allah. Jadi yang namanya dunia ini spenuh dengan ketidak pastian dan tipuan. Sedangkan kepastian ini akan datang hanya dengan janji-janji Allah di akherat, inilah yang pasti dan yang kekal. Masalahnya hari ini manusia kerjanya hanya mengusahakan perkara-perkara yang tidak pasti dan tidak abadi, mati-matian lagi. Inilah yang namanya kebodohan dan inilah yang namanya tertipu. Ibarat kita pergi berlayar dengan kapal lalu kita mampir hanya untuk transit di suatu pulau. Lalu dipulau itu kita mati-matian kerja, bangun rumah, seakan-akan kita akan menetap, padahal itu hanya tempat pemberhentian sementara. Ketika kapal akan melanjutkan perjalanan maka kita harus naik ke kapal itu tidak mungkin tinggal. Maka suatu kebodohan jika kita keluarkan seluruh barang dan usaha kita untuk membangun kehidupan yang akan kita tinggalkan.

Nanti akan datang suatu masa dimana manusia akan terkaget-kaget dan terbelalak melihat kenyataan yang sebenarnya. Ketika itu, semua manusia akan menyesal dan minta dikembalikan ke dunianya untuk beramal. Tetapi ketika itu semua penyesalan sudah tidak ada gunanya. Kehidupan akherat akan terbentuk dari apa yang diusahakan oleh manusia ketika masih hidup di dunia. Segala amal baik dan amal buruk akan kita rasakan hasilnya nanti di akherat. Amal yang membawa ridha Allah akan mengantarkan kita ke Surga dan Amal yang membawa murka Allah akan mengantarkan kita ke Neraka Allah. Sedangkan kehidupan kita di Surga ataupun di Neraka sifatnya adalah Abadi, tidak seperti di dunia yang sifatnya sementara. Jadi pilihannya nanti di akherat antara bahagia selama-lamanya atau menderita selama-lamanya.

Dunia ini adalah tempat untuk kerja bagi orang beriman. Apa kerjanya yaitu usaha atas perintah-perintah Allah. Sedangkan untuk orang yang tidak beriman, Dunia ini adalah tempat tinggal mereka dan tempat untuk mencari kesenangan bagi mereka. Sedangkan di akherat orang yang tidak beriman tidak akan mendapatkan bagian apa-apa selain kesengsaraan yang abadi yaitu di Nerakanya Allah sebagai tempat tinggal mereka selama-lamanya. Jadi dunia ini bagi orang beriman bukan tempat untuk bersenang-senang, tetapi tempat untuk sbersabar atas aturan Allah. Nanti ada masanya jika kita mau sabar di dunia, maka di akherat Allah akan sediakan masa yang tidak terbatas untuk kita buat bersenang-senang. Di dunia ini semuanya ada batasannya tidak ada yang abadi. Senang ada batasnya, Susah ada batasnya, Bahagia ada batasnya, Sedih ada batasnya, Sehat ada batasnya, Sakit ada batasnya, apa pembatasnya yaitu mati. Setelah mati lain cerita, tergantung amal yang kita kerjakan ketika di dunia. Orang yang senang hidup di dunia, tidak mungkin senang selama-lamanya karena suatu saat dia pasti akan mati. Tetapi setelah mati belum tentu di akherat dia akan senang. Orang yang susah ketika di dunia ada batasnya, paling susah adalah mati, tetapi setelah mati belum tentu dia susah di akherat. Kalau dia sabar di dunia taat pada perintah Allah bisa saja dia mendapatkan kebahagiaan selama-lamanya di akherat dan masuk surga lebih dulu 500 tahun dibanding orang kaya. Begitu juga dengan bahagia dan sedih, sehat dan sakit, semuanya dibatasi oleh mati, setelah mati semuanya selesai. Jadi sementara saja sifatnya di dunia, pindah alam lain ceritanya lagi, tergantung amal yang kita kerjakan di dunia. Jadi kehidupan yang sukses di dunia adalah kehidupan yang dapat mengantarkan kita kepada Surganya Allah. Selain itu adalah kehidupan yang gagal.

Ciri-ciri orang yang menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya dapat terlihat dari usahanya yang mati-matian sehingga melalaikan perintah Allah demi sesuatu yang sifatnya sementara saja kenikmatannya. Sedangkan ciri-ciri orang yang menjadikan akherat sebagai tempat tinggalnya dapat terlihat dari kesibukannya atas amal-amal agama sehingga dia rela meninggalkan kenikmatan dunia demi kehidupan di akherat. Orang yang menjadikan akherat sebagai tempat kembalinya maka dia akan selalu mengedepankan nilai amal dalam setiap keadaan, pekerjaan dan perbuatannya. Sedangkan orang yang menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya maka dia akan selalu mengedepankan nilai-nilai keduniaan dan kebendaan dalam setiap keadaan, pekerjaan, dan perbuatannya. Seorang Ahli Dunia ini akan bekerja mati-matian demi yang namanya harta dan benda agar dia bisa mendapatkan rasa aman dari kehidupannya di dunia. Seperti dengan usaha atas harta untuk dapat membeli rumah, mobil, pakaian, listrik, air, telepon, dan lain-lain. Sehingga seseorang harus berusaha mati-matian, kerja lembur, demi bisa memenuhi rasa amannya untuk hidup di dunia ini. Ketika keduniaannya terganggu atau tidak terpenuhi maka dia akan cemas dan takut. Rasa takut inilah yang menyebabkan Ahli dunia ini sengsara, yaitu takut miskin, takut susah, takut dipecat, takut segala-galanya, takut kepada selain Allah. Sedang Ahlul Iman Rasa Takut yang menyebabkan dia bahagia, yaitu takut kepada Allah.

Padahal yang namanya keamanan dan kenyamanan ini datangnya dari Allah bukan dari kebendaan yang kita miliki. Berapa banyak orang yang punya listrik, air, baju, makanan, rumah, mobil, berlebih-lebihan tetapi tidak bisa merasa aman dan tenang. Sedangkan Nabi SAW makannya saja hanya dari roti kasar yang disepih, pakaiannya hanya ada dua, rumahnya super kecil terkadang ketika beliau hendak sholat harus mengangkat kaki Aisyah RA agar tidak menghalanginya, tetapi setiap beliau pulang kerumah selalu berkata, “Bayyiti Jannati : Rumahku Surgaku”. Nabi SAW tidak pernah mengeluh akan kondisinya bahkan ketika beliau SAW ketika ditawarkan oleh Allah kekayaan malah ditolak oleh Nabi SAW. Lihat bagaimana kondisi kita hari ini seberapa jauh perbedaan kehidupan kita dibanding dengan kehidupan Nabi SAW, dan bagaimana kita menghadapinya. Hari ini apa yang telah ditolak oleh Nabi SAW itu yang kita minta kepada Allah dan yang kita kejar-kejar. Hari ini kita mencari kekayaan dan kemewahan agar bisa mendapatkan yang namanya kenyamanan. Pernah Nabi SAW selimutnya dilipat oleh istrinya agar bisa memberikan kenyamanan pada Nabi SAW, itu malah ditegor oleh Nabi SAW dengan alasan dapat mengganggu tahajjudnya. Hari ini kita tidur pakai kasur empuk, pakai AC, selimut tebal buat apa? Jawabnya biar bisa tidur nyenyak. Sungguh berbeda kehidupan kita dengan apa yang Nabi SAW cari. Inilah keadaan kita hari ini apa yang kita cari berbeda dengan apa yang dicari oleh Nabi SAW. Seorang ulama berkata bahwa kenyamanan itu dapat melalaikan kita dari Allah, sedangkan Mujahaddah dapat mendekatkan kita kepada Allah.

Nabi SAW tidak pernah mencontohkan kalau mau bahagia dan jaya harus menjadi kaya. Bahkan Nabi SAW berkata mahfum bahwa fitnah terbesar dari umatnya adalah harta. Inilah yang diyakini Nabi SAW dan inilah kehidupan yang di ikuti oleh para sahabat RA. Umar RA ketika menaklukkan persia dan menerima tumpukan harta ghanimah yang banyak dia malah menangis karena Nabi SAW tidak pernah mencontohkannya untuk hidup bergelimangan harta. Akhirnya harta itu dibagi-bagikan oleh umar kepada sahabat-sahabatnya yang memerlukan sampai habis. Lalu khadamnya umar berkata sahabat-sahabatnya yang menerima pemberian itu malah membagi-bagikannya lagi sampai habis kepada orang lain. Inilah yang dicontohkan oleh sahabat RA.

Di dunia ini hanya ada 2 macam usaha :

1. Usaha Nabi Usaha atas Iman dan Amal
2. Usaha Musuh Nabi Usaha atas Asbab dan Kebendaan

Usaha Nabi ini adalah usaha atas hati-hati manusia untuk mengenal Rabbnya. Bagaimana Allah kirim 124.000 Nabi untuk membuat usaha agar manusia ini mempunyai Iman dan Amal yang betul. Mengingatkan manusia akan kampung akherat, inilah usaha yang dilakukan para Nabi. Allah kirim para Nabi agar kita ini dapat selamat di dunia dan di akherat. Tidak bisa dengan cara lain, hanya cara Allah dan Nabinya saja yang benar, yang lain tidak ada yang benar. Hanya cara Nabilah yang dapat membawa manusia kepada keselamatan, sedangkan cara musuh-musuh nabi hanya akan membawa manusia kepada kebinasaan seperti yang telah Allah kabarkan di dalam Al Qur’an. Di Al Qur’an Allah telah ceritakan bagaimana akhir dari usaha musuh-musuh para Nabi :

1. Kaum Ad yang membuat usaha atas kesehatan dan kekuatan sampai menyatakan, “Siapa lagi yang lebih kuat dari kami”.

2. Kaum Tsamud membuat usaha atas teknologi dan arsitektur sampai mampu membangun bangunan-bangun di dalam gunung.

3. Kaum Madyan usaha atas perekonomian sangking canggihnya ekonomi mereka bisa membuat sesuatu yang diharamkan oleh Allah yaitu Riba menjadi terlihat halal dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Madyan.

4. Kaum Saba yang membuat usaha atas pertanian dan perkebunan sampai bisa menentukan waktu panen, jalur jatuh buah, dan jumlah buah yang akan jatuh dalam hitungan langkah.

5. Kaum Luth usaha atas peningkatan kepuasan sexualitas sampai mereka berani mencoba dari kaumnya yang sejenis dari laki-laki dan perempuan.

6. Firaun atas kekuasaan sampai mengaku sebagai tuhan karena merasa yang paling hebat dan paling berkuasa. Firaun sampai berkata, “Tuhan Mana yang lebih tinggi dari saya ?.” maksudnya dia merasa sebagai Tuhan yang tertinggi.

7. Qorun usaha atas Harta Benda yang gudang hartanya saja, kuncinya harus dibawa dengan empat onta. Dia sampai berkata, ”Harta yang saya dapat ini adalah milik saya saya. Ini adalah hasil jerih payah saya karena kepintaran saya, dan bukan karena pemberian atau pertolongan Allah.”

8. PM Hamman usaha atas karir politik dan jabatan. Usaha PM Hamman ini sebagai politikus adalah bagaimana dia ini bisa tetap berada dalam kekuasaan yang tertinggi.

Semua usaha ini pada akhirnya Allah hancurkan dan Allah binasakan. Walaupun begitu semua usaha yang dilakukan oleh musuh-musuh Nabi ini wujudnya masih ada sampai sekarang. Sudah menjadi fakta bahwa efek dan hasil dari usaha musuh-musuh Nabi ini dapat melalaikan kita dari perintah-perintah Allah. Inilah sebabnya bahwa akhir dari usaha-usaha tersebut berujung pada kebinasaan dan kegagalan dalam kehidupan dunia dan akherat. Hanya ada satu usaha saja yang di ridhoi Allah dan dapat menghasilkan kebahagiaan dan kesuksesan untuk manusia di dunia dan akherat, yaitu usaha Nabi SAW. Selain dari cara itu hanya akan mendatangkan Murka dan Adzab Allah yang ujung-ujungnya adalah penderitaan dan kebinasaan di dunia dan di akherat.

Peradaban manusia ini mundur bukan karena ekonomi, teknologi, politik, militer, kekayaan, atau kekuasaan. Tetapi peradaban manusia ini mundur disebabkan karena manusia sudah meninggalkan Sunnah Nabi SAW. Walaupun itu perkara 1 hari lapar dan 1 hari kenyang, karena ini sunnah. Kini manusia telah mengalami degradasi kehidupan dan peradaban asbab meninggalkan sunnah. Dulu di jaman para sahabat RA asbab mereka memegang teguh sunnah Nabi SAW dengan kuat, maka 2/3 dunia pernah takluk dibawah kaki para sahabat RA. Rahmat dan Pertolongan Allah akan datang dalam kehidupan kita jika kita mau mengamalkan sunnah nabi SAW dengan sempurna. Sedangkan masalah akan datang jika kita sudah meninggalkan sunnah Nabi SAW. Ketika perang Uhud semua pasukan muslim asbab pertolongan Allah mampu memukul mundur musuh pada awalnya karena mengikuti daripada instruksi atau sunnah Nabi SAW. Namun ketika pasukan musuh kembali menyerang ke bukit Uhud pasukan muslim mampu dikalahkan dan dibuat kocar kacir asbab tentara Islam meninggalkan instruksi atau Sunnah daripada Nabi SAW, sehingga pertolongan Allah tidak turun. Inilah penting kita menjaga sunnah dalam kehidupan kita agar pertolongan Allah turun kepada kita.

Jadi Islam ini jaya bukan karena Teknologi, Ekonomi, Militer, Ilmu Pengetahuan, Kekuasaan, dan Kekayaan. Tetapi Islam ini jaya karena pertolongan Allah. Seperti :

1. Di perang Badr kaum muslimin yang jumlahnya hanya 313 orang terdiri dari orang tua, anak-anak, sedikit yang muda dengan persenjataannya yang sangat minim dengan modal beberapa kuda dan ada yang menggunakan senjata dari hanya sebatang ranting. Tetapi asbab adanya pertolongan Allah, kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan musuh yang berjumlah 1000 orang lebih memakai kuda yang tangguh, pendekar-pendekar perang yang ahli, persenjataan yang lengkap, dan dengan kekuatan yang lebih besar. Jika pertolongan Allah sudah turun siapa yang mampu mengalahkan Islam. Semua musuh Islam gentar pada sahabat ketika itu bukan karena jumlah atau persenjataan perang, tetapi asbab kekuatan dibelakang yang menjaga para sahabat RA, yaitu kekuatan Allah.

2. Ketika Saad RA hendak menyerang Persia ketika itu pasukan Islam terhalangi oleh Sungai besar yang deras airnya dan dalam ketinggiannya. Namun sudah menjadi tradisi para sahabat setiap ada masalah langsung minta pada Allah maka seketika itu pula masalah selesai. Asbab do’a sahabat ini pasukan yang jumlahnya ± 10.000 orang mampu berjalan diatas permukaan air sungai tanpa air menyentuh telapak kaki kuda. Inilah pertolongan Allah yang hadir bersama sahabat. Pasukan Persia yang jumlahnya 200.000 orang ketika itu jauh lebih banyak 20 kali lipat akhirnya lari tunggang langgang ketakutan.

3. Ketika utusan Persia datang ke Cina untuk meminta bantuan kepada kaisar cina mengalahkan pasukan Muslim ketika itu, Kaisar Cina memerintahkan mata-matanya memantau pasukan muslim. Lalu setelah memantau pasukan muslim beberapa lama, akhirnya mata-mata Raja cina kembali dan membuat laporan kepada sang Raja. Apa kata mata-mata kaisar itu bahwa disiang hari pasukan muslim ini saling berkasih sayang satu hati dan di malam hari mereka beribadah kepada tuhannya seperti pendeta terjaga semalam suntuk. Lalu apa jawab kaisar cina kepada utusan Persia : “Walaupun aku kumpulkan tentara yang panjangnya dari dari Persia sampai ke Cina ujungnya, maka kalian tidak akan mampu mengalahkan mereka !”

Inilah kehebatan Islam yang menyebabkan musuh-musuh Islam gentar menghadapi pasukan Islam ketika itu. Padahal kaum muslimin dari segi teknologi, ekonomi, kekuasaan, kekuatan militer, dan kekayaannya jauh kalah dibandingkan bangsa-bangsa besar yang menjadi musuh mereka yaitu Persia dan Romawi. Namun asbab adanya pertolongan dari Allah, bangsa besar seperti Persia dan Romawi tidak mampu menaklukkan kaum muslimin yang dari segi keduniaan sangat terbelakang. Mengapa pertolongan Allah turun di jaman Sahabat tetapi tidak di jaman kita. Padahal Allahnya masih sama, Nabinya masih sama, Kitabnya masih sama, Kiblatnya masih sama, tetapi mengapa para sahabat hidup dalam kemuliaan dan kita hidup dalam kehinaan. Ini karena para sahabat mengamalkan agama secara sempurna sehingga pertolongan Allah ada bersama mereka. Sedangkan kita demi kepentingan dunia kita tinggalkan perintah Allah sehingga hidup kita saat ini dilanda banyak masalah.

Bagaimana cara mendatangkan pertolongan Allah yaitu dengan mengamalkan amal-amal agama dengan sempurna. Hanya dengan amal-amal agama, Islam akan kembali jaya sebagaimana jayanya Islam dijaman Nabi SAW dan para Sahabat RA.

Sekarang masalahnya bagaimana kita bisa membawa umat untuk mampu mengamalkan agama secara sempurna yaitu tidak lain dengan Dakwah. Hanya dengan dakwah agama akan tersebar, Iman akan terperbaiki, Akhlaq manusia akan bagus, Umat akan bersatu, Amal Ibadah akan meningkat, Do’a akan didengar, baru pertolongan Allah akan turun. Imam Malik bilang, “Tidak ada cara lain memperbaiki umat pada kurun waktu sekarang selain menggunakan cara pada masa kurun waktu awal.” Apa itu cara yang digunakan untuk memperbaiki umat pada masa kurun waktu awal, yaitu dengan Dakwah.